Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

90% Bahan Baku Farmasi Masih Diimpor

Hingga kini sebesar 90% kebutuhan bahan baku industri farmasi masih harus didatangkan dari luar negeri, impor terbesar berasal dari China dan India.

Bisnis.com, JAKARTA - Hingga kini sebesar 90% kebutuhan bahan baku industri farmasi masih harus didatangkan dari luar negeri, impor terbesar berasal dari China dan India.

"Sebanyak 90% bahan baku masih impor, dan importasi terbesar dari China dan India yang mencapai 60%," kata Kendrariadi, Wakil Sekjen Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GP Farmasi), seusai menghadiri pembukaan Pameran AllPack, AllPlas, dan IPEX 2013, Rabu (30/10).

Kendrariadi menjelaskan sesungguhnya jika ada perusahaan yang berinvestasi untuk membangun pabrik bahan baku akan jauh lebih baik, tetapi tentunya hasil produksi tersebut bukan hanya untuk dipasarkan di dalam negeri.

"Jika ada perusahaan yang akan berinvestasi, itu sangat baik. Namun, juga harus diingat, hasil produksi bukan hanya untuk konsumsi dalam negeri, harus diekspor," tegasnya.

Kendrariadi mengatakan peranan pemerintah untuk mendorong masuknya investasi industri bahan baku farmasi sangat dibutuhkan, karena industri farmasi bukan hanya bersifat jangka pendek, melainkan jangka panjang.

"Kita juga selalu mencari berbagai bentuk kerja sama dengan perusahaan-perusahaan asing, namun dari dalam negeri sendiri juga harus ada kejelasan khususnya dari segi politik dan keamanan yang harus stabil," kata Kendrariadi.

Menurutnya, untuk saat ini beberapa perusahaan asing yang masuk ke Indonesia baru memasuki fase pembelian pabrik-pabrik yang sudah ada atau melakukan kerja sama antar perngusaha.

"Beberapa perusahaan dari Spanyol dan juga Singapura berminat untuk melakukan kerja sama dengan kita," kata Kendrariadi.

Sementara untuk target pertumbuhan industri pada tahun ini, Kendrariadi menyatakan bahwa industri farmasi Indonesia diprediksi tumbuh sebesar 14% dan diharapkan akan terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya.

"Untuk pertumbuhan pada 2013 diperkirakan sebesar 13% hingga 14%," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper