Bisnis.com, JAKARTA — Meski alokasi belanja sosial pemerintah turun 32,2% menjadi Rp55,9 triliun dari target rancangan APBN 2014 sebesar Rp82,5 triliun, pemerintah tetap optimistis target tingkat kemiskinan berada di level 9,0%-10,5%.
Anjloknya nilai alokasi belanja sosial tersebut merupakan terbesar dibandingkan dengan alokasi belanja pemerintah pusat lainnya. Adapun, penurunan alokasi kedua terbesar kedua yakni subsidi energi hanya 3,58% atau sekitar Rp14,4 triliun
“Alokasi belanja bantuan sosial 2014 turun dikarenakan tidak ada lagi penyaluran bantuan langsung sementara masyarakat, dan penyaluran beras miskin hanya 12 kali setahun,” ujar Anny Ratnawaty, Wakil Menteri Keuangan, saat konferensi pers, Senin (28/10/2013).
Sebagai informasi, pemerintah menyiapkan dana program BLSM sekitar Rp9,3 triliun bagi 15 juta rumah tangga sasaran. Adapun, penyaluran beras miskin 2014 ditargetkan turun menjadi 12 kali per tahun, dari sebelumnya 14 kali pada tahun ini.
Plt Dirjen Anggaran Askolani mengatakan penurunan tersebut merupakan komitmen pemerintah untuk mengendalikan alokasi belanja bantuan sosial (bansos). Kendati demikian, lanjutnya, penurunan tersebut tidak akan menghambat target kemiskinan dalam APBN 2014.
"Belanja bansos hanya salah satu instrumen pemerintah dalam memperbaiki tingkat kemiskinan, sehingga penurunan alokasi belanja bansos tidak serta mengurangi upaya pemerintah dalam mencapai target tingkat kemiskinan,” katanya.
Menurutnya, penurunan belanja bansos itu akan dialokasikan ke belanja lainnya seperti belanja modal, barang, subsidi bagi warga berpenghasilan menengah ke bawah, hingga insentif pajak guna menjaga pertumbuhan ekonomi tetap tumbuh pada tahun depan.
Sementara itu, Bambang Brodjonegoro, Wakil Menkeu berpendapat perbaikan target kemiskinan tidak berkorelasi 100% dengan alokasi bansos. Menurutnya, pemerintah memiliki upaya tertentu yang lebih efektif dalam memperbaiki tingkat kemiskinan.