Bisnis.com, JAKARTA—Bertumbuh pesatnya sektor properti di Indonesia membuka peluang pada meningkatnya kebutuhan pencahayaan yang lebih tinggi, dengan arah pemanfaatan teknologi yang lebih ramah lingkungan.
Pihak PT Philips Indonesia memperkirakan seperlima pemanfaatan listrik digunakan untuk penggunaan lampu atau pencahayaan. Tanpa menyebutkan secara mendetil, diperkirakan jumlah perumahan di Indonesia yang sudah memanfaatkan lampu hemat energi masih sangat minim.
Meskipun begitu, Marketing Manager Commercial & OEM Professional Lighting Channel PT Philips Indonesia Danny Gunadi mengatakan kesadaran pemanfaatan lampu hemat energi di gedung komersial dan industri seperti perkantoran, hotel, mall, atau pabrik semakin membaik.
“Kalau untuk rumah tinggal, masih rendah. Hal ini disebabkan biaya investasi awal lebih mahal 2 sampai 3 kali lipat dari lampu konvensional, padahal bisa menghemat energi hingga 50% dengan masa pakai lebih lama,” katanya saat Konferensi Pers 2nd Annual Indonesia Real Estate 2013, Senin (26/8/2013).
Jika kebutuhan rumah mencapai 15 juta unit, jelasnya, dan seperlima belas dari total kebutuhan tersebut bisa dikonversi dengan lampu hemat energi, setidaknya bisa menghemat hingga Rp100 miliar setiap tahun atau setara dengan penanaman 595.000 pohon.
“Kalau di Singapura pemanfaatan lampu LED (light emitting diodes) untuk perumahan sekitar 1:5 (di antara 5 rumah ada 1 yang sudah menggunakan LED), di China 1:3. Setidaknya tidak terlalu muluk jika di Indonesia bisa mencapai 1:15,” ujarnya.