Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

POMPA INDUSTRI: Permintaan Terpacu Proyek Infrastruktur

BISNIS.COM, JAKARTA--Gencarnya pembangunan infrastruktur dalam negeri yang didorong oleh program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) menjadi pemicu utama pertumbuhan penjualan pompa untuk kebutuhan industri sepanjang


BISNIS.COM, JAKARTA--Gencarnya pembangunan infrastruktur dalam negeri yang didorong oleh program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) menjadi pemicu utama pertumbuhan penjualan pompa untuk kebutuhan industri sepanjang tahun ini.

Tak hanya itu, Asosiasi Industri Pompa Seluruh Indonesia (AIPSI) memproyeksikan permintaan pompa Industri pada 2013 akan tumbuh 15%.

Anggota Tim Standardisasi AIPSI Djoko Wiyono menyebutkan, pada tahun lalu, rata-rata kebutuhan pompa industri berkisar 750 unit hingga 1.000 unit. Jumlah tersebut didominasi oleh pompa industri berteknologi tinggi (high end) untuk pertambangan, minyak bumi dan gas, serta kapal sebanyak 40%.

Selain itu, lanjut Djoko, pompa industri menengah juga tengah banyak dibutuhkan seperti pompa penyedot banjir dan distribusi air. Hal ini disebabkan anomali iklim dan curah hujan tinggi yang melanda hampir seluruh kota di Indonesia.

"Untuk tahun ini kami prediksikan kebutuhan bisa mencapai 1.150 unit. Jumlah ini sebagian besar masih didominasi ketiga kategori tersebut, tapi akan lebih banyak lagi dari infrastruktur," ujar Djoko.

Sepanjang tahun ini, masih ada sekitar 140 proyek infrastruktur dengan nilai mencapai Rp540 triliun. Adapun proyek yang sudah dimulai pemerintah selama 2011 hingga 2012 bernilai Rp600 triliun.

Berdasarkan data AIPSI, saat ini pasar pompa industri high end sebagai penunjang pembangunan proyek seperti mass rapid transit (MRT), pembangkit listrik, minyak bumi dan gas, serta petrokimia mampu mencapai nilai US$40 juta hingga US$50 juta. Dengan penggenjotan pembangunn infrastruktur, pada tahun ini diproyeksikan nilai pasar mampu mencapai US$60 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper