Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKONOMI ASEAN: Produk Unggulan Daerah Jadi Agenda Penting

BISNIS.COM, JAKARTA-Pengembangan produk unggulan daerah yang dilakukan melalui pendekatan one village one product menjadi salah satu agenda penting menghadapi pasar bebas Asia Tenggara yang akan diberlakukan mulai 2015.

BISNIS.COM, JAKARTA-Pengembangan produk unggulan daerah yang dilakukan melalui pendekatan one village one product menjadi salah satu agenda penting menghadapi pasar bebas Asia Tenggara yang akan diberlakukan mulai 2015.

I Wayan Dipta, Deputi Bidang Pengkajian KUMK Kementerian Koperasi dan UKM, mengatakan oleh karena itu pemerintah daerah diminta aktif mengawal program one village one product (OVOP) di daerahnya masing-masing.

”Dengan demikian produk unggulan setiap daerah bias bersaing dengan produk lain dari luar negeri. Setiap provinsi di Indonesia memiliki produk unggulan yang layak diperkuat,” katanya kepada Bisnis, Selasa (11/6/2013).

Menurut dia, Kementerian Koperasi dan UKM melalui seluruh kedeputiannya akan mendukung keinginan setiap provinsi untuk mengembangkan program OVOP. Termasuk memfasilitasi pengembangan produk unggulan dengan pendekatan OVOP.

Dikemukakan OVOP bukan proyek semata dari pemerintah, akan tetapi gerakan kemandirian masyarakat. Meski aka nada bantuan dari pemerintah, namun diharapkan gerakan masyarakat melalui koordinasi koperasi, diharapkan bisa mandiri.

Peran pemerintah dalam program tersebut tetap pada konteks pemasaran produk yag dihasilkan. Ini disebabkan biaya promosi dan pemasaran sangat tinggi, namun pemerintah bersedia mengakomodir cost tersebut.

Program OVOP yang diadopsi dari sistem pertanian holtikultura Jepang,  mengedepankan produk unggulan dari setiap daerah. Khususnya yang memiliki unsur keunikan lolal sehingga bisa diandalkan sebagai barang dan jasa untuk komoditas internasional.

Oleh karena itu optimalisasi produksi dilakukan melalui koordinasi koperasi yang ditetapkan sebagai ujung tombak mulai dari proses awal, produksi hinga pemasaran. Secara umum peningkatan kapasitas setiap komoditas diupayakan dengan menggunakan pola tanam organic.

”Saat ini Provinsi Jawa Tengah mengarah pada optimalisasi OVOP, karena setidaknya sudah ada 70 produk atau komoditas  untuk memberdayakan masyarakat lokal. Daerah ini menggunakan slogan Ballik Desa Bangun Desa melalui program OVOP.”

Dari 70 produk  yang dihasilkan, semuanya berasal dari 35 kabupaten/kota. Selain itu Jateng juga telah mengembangkan 21 outlet untuk memasarkan produk OVOP. Ke-21 outlet itu berada di pusat pemasaran souvenir, UMKM Center yang tersebar di beberapa kabupaten/kota.

Program OVOP memang tidak hanya dilaksasanakan sendiri Kementerian Koperasi dan UKM. Kementerian Perindustrian dan beberapa instansi lainnya juga ikut mengembangkan program tersebut, namun paling intensif adalah Kementerian Koperasi dan UKM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper