BISNIS,COM, JAKARTA--Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) Kadin Ina Primiana memprediksi defisit neraca perdagangan Indonesia akan semakin melebar. Bahkan, tidak menutup kemungkinan lebih besar dari Oktober 2012 yang senilai US$1,88 miliar.
"Setiap tahun saat mendekati Lebaran polanya selalu sama. Pemerintah masih belum mampu mencukupi permintaan kebutuhan dalam negeri dari produk lokal. Alhasil, barang impor menjadi satu-satunya pilihan," kata Ina kepada Bisnis, Senin (3/6/2013)
Pihaknya pesimistis Indonesia bisa keluar dari jeratan defisit dalam waktu dekat. Terjadinya surplus bulan lalu hanya temporer saja karena pemerintah belum mampu mengatasi permasalahan dalam dagang.
Permasalahan itu antara lain ekspor yang hanya terfokus pada barang mentah, pengirimannya terbatas pada pasar tradisional, serta ketidakmampuan mencukupi permintaan dalam negeri dari produk lokal.
Dia menambahkan defisit ini juga dipengaruhi oleh melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS yang menyebabkan nilai impor bertambah besar. Padahal, jika Tanah Air bisa mengeskpor produk yang bernilai tambah ini akan mejadi peluang bagus.
Ina berpendapat pemerintah harus segera memfokuskan diri untuk mengembangkan industri yang menjadi unggulan bangsa ini. Selain itu, dibutuhkan juga komitmen bersama untuk mengembangkan dalam wujud memakai dan mengkonsumsi hasil produknya.
"Tentu saja, mereka [perusahaan lokal] juga harus berbenah untuk meningkatkan kualitasnya agar bisa bersaing dengan produk impor supaya menjadi pilihan masyarakat," pungkasnya.