Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

S&P Pangkas Peringkat RI, Permintaan Yield SUN Diperkirakan Lebih Tinggi

BISNIS.COM, JAKARTA—Penurunan peringkat Indonesia oleh Standar&Poor (S&P) diperkirakan akan menaikkan permintaan imbas hasil [yield] yang lebih tinggi pada pelelangan surat utang negara (SUN) yang rencananya akan digelar pada Senin (6/5/2013)

BISNIS.COM, JAKARTA—Penurunan peringkat Indonesia oleh Standar&Poor (S&P) diperkirakan akan menaikkan permintaan imbas hasil [yield] yang lebih tinggi pada pelelangan surat utang negara (SUN) yang rencananya akan digelar pada Senin (6/5/2013) esok hari.

Pemerintah rencananya akan melakukan pelelangan SUN pada 6 Mei 2013 dengan jumlah indikatif sebesar Rp8 triliun.

Seri yang akan dilelang pemerintah adalah SPN03130807 dengan tenor 3 bulan, SPN12140507 dengan tenor 1 tahun, FR0064 dengan tenor 15 tahun, FR0065 dengan tenor 20 tahun, dan FR0066 dengan tenor 5 tahun.

Kepala Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih memperkirakan jumlah penawaran yang mengikuti lelang SUN besok masih akan bagus selama ketersediaan likuiditas di pasar mencukupi.

“Mungkin saja bisa terjadi oversubscribed seperti lelang sebelumnya, tetapi permintaan imbas hasilnya kemungkinan akan tinggi karena adanya koreksi rating Indonesia dari S&P,” katanya kepada Bisnis, Minggu (5/5/2013).

Sebelumnya, S&P mengoreksi prospek peringkat utang Indonesia menjadi stable outlook dari positive outlook pada 2 Mei 2013.

Dalam pernyataannya, koreksi tersebut dilakukan karena pemerintah belum berhasil mengurangi kerentanan fiskal dan eksternal yang disebabkan oleh subsidi bahan bakar minyak (BBM). S&P menyatakan pihaknya akan memperbaiki penilaian peringkat utang Indonesia jika pemerintah telah melakukan rasionalisasi harga BBM bersubsidi.

Lana menjelaskan dengan adanya penurunan peringkat oleh S&P, perkiraan risiko jangka panjang juga akan meningkat sehingga berimbas pada lebih tingginya imbas hasil yang diminta oleh investor.

“Jika permintaan yield dari investor dinilai terlalu tinggi oleh pemerintah, lelang berisiko akan batal. Soalnya dianggap terlalu membebani APBN,” katanya.

Lebih lanjut, Lana mengemukakan kenaikan harga BBM bersubsidi memang akan mendorong laju inflasi, tetapi investor akan menilai prospek perekonomian Indonesia secara lebih baik. Menurutnya, outlook positif semacam ini akan meningkatkan harga SUN sehingga pemerintah lebih memiliki nilai tawar agar kenaikan imbas hasil tidak terlalu tinggi.

“Tetapi kan Presiden melempar bola panas kebijakan harga BBM ke DPR sehingga keputusannya makin lama. Kemungkinan investor akan shifting ke SUN dengan tenor panjang karena memiliki yield lebih tinggi,” paparnya.

Dalam lelang besok, imbas hasil untuk seri FR0064 dengan tenor 15 tahun sebesar 6,125%. Adapun imbas hasil seri FR0065 dengan tenor 20 tahun dan FR0066 dengan tenor 5 tahun masing-masing sebesar 6,625% dan 5,25%.

Senada dengan Lana, analis obligasi PT Mandiri Sekuritas Handy Yunianto mengatakan revisi outlook  S&P akan membuat para investor meminta imbas hasil lebih tinggi.

“Hal ini juga terlihat dari turunnya harga SUN dan volume transaksi di secondary market yang cukup tinggi setelah pengumuman [S&P] tersebut,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (5/5/2013).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hedwi Prihatmoko
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper