BISNIS.COM, JAKARTA- Perusahaan Korea Selatan, Korea Midland Power Co. Ltd akan membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkapasitas 280 megawat (MW) di Kalteng.
Proyek yang berlokasi di Muara Juloi ini merupakan PLTA pertama yang akan dikerjakan skema Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS). Nilai Investasi proyek PLTA tersebut diperkirakan mencapai U$$400 juta.
Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto menjelaskan kerjasama dengan swasta itu akan membantu pemerintah menjamin ketahanan energi. Hal itu dikarenakan potensi SDA Indonesia sangat besar tetapi belum dimanfaatkan dengan optimal.
"Terdapat 8.000 aliran sungai dan 521 danau, namun volume andalan yang baru bisa dimanfaatkan sebesar 690 miliar kubik per tahun, padahal SDA sangat bermanfaat bagi ketahanan air, pangan, dan terlebih ketahanan energi Indonesia," ujar Djoko di sela-sela penandatangan MoU dengan pihak Korea di Jakarta, Senin (1/4).
Ia memberi apresiasi kepada Direktorat Sumber Daya Air yang melakukan inovasi KPS tersebut. Ia berharap KPS semacam ini dapat dikembangkan di wilayah sungai yang lain karena pemerintah keterbatasan dana untuk membangun waduk dan semua infrastruktur pembangkit listrik.
Sementara itu, CEO Korea Midland Power Co. Ltd Choi Pyeong-rak mengungkapkan pihaknya sudah melakukan riset untuk proyek hydropower tersebut. Ia menilai potensi bisnis listrik dari hydropower yang akan dibangun itu sangat besar karena memiliki kapasitas 280 MW.
"Nilai investasi sekitar U$$ 400 juta. Kita sudah berpengalaman membangun pembangkit listrik di Pakistan," jelasnya. (if)