Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PROYEK KILANG BONTANG: Kuwait minta IRR 15%

JAKARTA: Pemerintah menyatakan Pertamina dan Kuwait Petroleum Corporation menginginkan insentif berupa pengembalian investasi (Internal Rate of Return/IRR) sebesar 15%.Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Edy

JAKARTA: Pemerintah menyatakan Pertamina dan Kuwait Petroleum Corporation menginginkan insentif berupa pengembalian investasi (Internal Rate of Return/IRR) sebesar 15%.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Edy Hermantoro mengatakan Pertamina sudah mengirimkan hasil studi kelayakan rencana pembangunan kilang di Bontang, Kalimantan Timur kepada Kementerian Keuangan.

"Yang dengan Kuwait, Pertamina sudah kirim hasil kajian yang menginginkan IRR sebesar 15%. Tetapi nanti  tergantung Kementerian Keuangan, apakah dikasih atau tidak," kata Edy, Kamis (31/1/2013).

Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang P.S Brodjonegoro mengatakan hasil kajian proposal sealigus insentif yang diminta oleh investor masih dalam analisis.

"Masih dianalisis," katanya melalui pesan singkatnya kepada Bisnis.

Direktur Pengolahan Pertamina Chrisna Damayanto membenarkan partner kerja Pertamina, yakni Kuwait Petroleum Corporation meminta insentif berupa pengembalian investasi/IRR sebesar 15 %.

"Ya benar, tapi itu permintaan dari Kuwait ya. Kalau tidak disetujui nanti, kita akan cari partner lain," kata Chrisna ketika dihubungi Bisnis melalui sambungan telepon.

Menurutnya, pada 15 Januari 2013, Pertamina sudah mengirimkan hasil kajian studi kelayakan pembangunan kilang di Bontang kepada Kementerian Keuangan. Saat ini, prosesnya masih menunggu jawaban dari pihak Kementerian Keuangan.

Setelah ini, lanjut Chrisna, pihak Kementerian Keuangan akan menggunakan Financial Consultan untuk menganalisis proposal dari Pertamina bersama Kuwait Petroleum.

"Financial Consultan ini yang akan mempelajari dan menentukan proposal kami nantinya," tambahnya.

Sementara, untuk kerja sama dengan Saudi Aramco, pihaknya mengatakan masih dipersiapkan.

"Yang ini belum ada market study-nya, rencananya Jumat ini kita akan rapat," ujarnya.  (ra)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Rustam-nonaktif
Sumber : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper