Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RAPBN 2014: Pemerintah Serius Perbaiki Keseimbangan Primer

JAKARTA—Pemerintah berkomitmen memperbaiki keseimbangan primer dalam penyusunan RAPBN 2014.“Di RAPBN-nya [2014], primary balancenya surplus,” kata Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Armida S. Alisjahbana

JAKARTA—Pemerintah berkomitmen memperbaiki keseimbangan primer dalam penyusunan RAPBN 2014.

“Di RAPBN-nya [2014], primary balancenya surplus,” kata Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Armida S. Alisjahbana di Gedung Bappenas, Selasa malam(29/1).
 
Agar menjaga terciptanya surplus keseimbangan primer, Kepala Bappenas mengungkapkan pemerintah sejak awal akan membuat perhitungan defisit anggaran [defisit keseimbangan umum].
 
Setelah defisit keseimbangan umum ditetapkan, sambungnya, penyusunan penerimaan dan penggunaan anggaran dalam RAPBN akan disesuaikan agar tercipta keseimbangan primer yang surplus.
 
“Arahan Presiden itu sejak perencanaan fiskal, termasuk defisitnya [keseimbangan umum] itu harus dihitung sedemikian rupa sehingga menjaga primary balancenya itu surplus. Jadi misalnya defisitnya harus sekian, kata Menkeu kan 1,2%. Dari defisit itu harus dihitung dan diterjemahkan bagaimana primary balance surplus,” jelasnya.  

Surplus keseimbangan primer, lanjutnya, tercipta bila penerimaan negara mampu menutupi pengeluaran. Namun, imbuhnya, penerimaan negara bisa ditingkatkan jika pertumbuhan ekonomi mampu dijaga.

“Penerimaan bisa ditingkatkan, dari pajak atau non pajak, tetapi dengan asumsi juga perekonomian juga tetap tumbuh. Kalau tidak, susah juga. Dari mana [penerimaannya] kalau ekonomi tidak tumbuh,” paparnya.


Dari sisi pengeluaran, Armida menjelaskan perlunya pengendalian alokasi belanja barang dan belanja pegawai. Adapun alokasi belanja modal, tuturnya, tetap perlu ada peningkatan. (bas)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper