Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

USAHA PERTAMBANGAN diminta gencarkan efisiensi

JAKARTA: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta perusahaan pertambangan melakukan efisiensi untuk menjaga keberlangsungan usahanya di saat tidak anjloknya harga komoditas hasil pertambangan.Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba)

JAKARTA: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta perusahaan pertambangan melakukan efisiensi untuk menjaga keberlangsungan usahanya di saat tidak anjloknya harga komoditas hasil pertambangan.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Thamrin Sihite mengatakan seharusnya perusahaan pertambangan melakukan efisiensi bisnisnya untuk mengatasi persoalan harga komoditas.

Apalagi saat ini banyak perusahaan pemegang izin usaha pertambangan (IUP) yang memiliki modal pas-pasan.

"Harga jual rendah pasti akan mempengaruhi produksi juga. Logis saja, harga komoditas saat ii sedang turun, makanya efisiensi yang harus dilakukan. Apalagi ada pemegang IUP yang memiliki modal pas-pasan," katanya, Rabu (16/1/2013).

Meski demikian, Thamrin masih yakin perusahaan pertambangan masih memiliki keuntungan meski pun harga komoditas terus anjlok, sehingga tidak akan banyak perusahaan pertambangan yang menutup usahanya.

Sayangnya hingga kini Thamrin mengaku belum mendapatkan laporan jumlah pasti perusahaan pertambangan pemegang IUP yang tutup karena anjloknya harga komoditas pertambangan.

Seperti diketahui puluhan perusahaan pertambangan batu bara dan timah di sejumlah daerah terpaksa menutup usahanya, karena anjloknya harga komoditas pertambangan.

Akibatnya, ratusan pekerja di perusahaan tersebut mengalami pemutusan hubungan kerja.

Sementara itu, Direktur Batu Bara Ditjen Minerba Edy Prasodjo mengakui ada beberapa perusahaan batu bara yang terpaksa menutup usahanya karena harga komoditas batu bara yang masih rendah.

"Ada beberapa [perusahaan batu bara] yang tutup karena harganya rendah seperti di Kalimantan. Sampai saat ini tidak ada datanya.

Mungkin datanya di daerah karena sebagian besar pemegang IUP," ungkapnya.

Menurutnya, hingga saat ini harga komoditas batu bara terus menunjukkan pertumbuhan seiring meningkatnya permintaan.

Untuk Januari 2013 saja harga batu bara dunia telah naik US$6 yang dipicu dengan meningkatnya permintaan batu bara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

"Karena saat ini masih musim dingin, permintaan juga naik, selain itu beberapa pembangkit baru juga akan beroperasi. Tahun ini sekitar 74 juta ton untuk PLTU [pembangkit listrik tenaga uap]," tuturnya.

Pemerintah sendiri menginginkan harga batu bara acuan (HBA) rata-rata komoditas batu bara sekitar US$90-US$100 per ton. Hal itu dipicu dengan terus membaiknya perekonomian negara tujuan ekspor batu bara.   (ra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Rustam-nonaktif
Sumber : Lili Sunardi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper