Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PENGADAAN ENERGI: Indonesia Tak Bisa Andalkan Potensi Domestik

JAKARTA--Indonesia tidak bisa lagi mengandalkan sumber energi yang ada di negaranya sendiri dalam waktu 10--20 tahun ke depan. Pengamat migas yang juga mantan Wakil Kepala BP Migas Abdul Muin mengatakan Indonesia harus mencari sumber energi lain

JAKARTA--Indonesia tidak bisa lagi mengandalkan sumber energi yang ada di negaranya sendiri dalam waktu 10--20 tahun ke depan. Pengamat migas yang juga mantan Wakil Kepala BP Migas Abdul Muin mengatakan Indonesia harus mencari sumber energi lain ke luar negeri, termasuk dengan cara mengakuisisi ladang minyak. "Secara global kita akan bertarung melawan negara-negara besar seperti Amerika, Eropa Barat, China, dan India untuk memperebutkan kue energi kita, kebutuhan minyak kita ke depan," ujarnya di sela-sela acara 'Diskusi Publik Tata Kelola Migas dan Hak Ekonomi Rakyat'  Kamis (20/12).Abdul Muin mengatakan cadangan minyak Indonesia tidaklah banyak. Pada status 2011, cadangan minyak nasional tercatat sebesar 3,3 miliar barel atau hanya 0,2% cadangan minyak dunia.Menurutnya, cadangan minyak dunia hampir setengahnya berada di wilayah Middle East, sedangkan di wilayah Asia Pasifik (termasuk Indonesia) memiliki cadangan minyak yang sangat sedikit."Implikasi geopolitik akan menciptakan hubungan sensitif antara produsen dan konsumen. Sementara, di dalam negeri juga kita menghadapi konflik yaitu saling menyalahkan dan cari kambing hitam siapa yang salah," ujarnya.Menurutnya, dalam dua dekade ke depan, penggunaan energi di Indonesia masih didominasi fosil, meski prosentasenya akan menurun. Di sisi lain, produksi minyak nasional sebenarnya terus turun sejak 1995 dan ini bukan salah BP Migas."Krisis minyak di Indonesia dimulai 1995. Jadi saat BP Migas ada, kondisi produksi minyak sebenarnya sudah turun," ujarnya.Saat BP Migas hadir, produksi minyak Indonesia 85% sudah terkuras sebelumnya. Sebelum krisis minyak ini muncul, seharusnya 10 tahun sebelumnya sudah dipikirkan kebijakan dan strategi apa yang perlu disiapkan."Minimal 10 tahun sebelumnya sudah ada strategi dan kegiatan tata laksana, tetapi ini ngga pernah kita lakukan," ujarnya.  (if) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper