Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HUBUNGAN BILATERAL: Indonesia coba tekan defisit dagang dengan China

PHNOM PENH-Pemerintah berupaya menekan defisit perdagangan dengan China agar neraca perdagangan RI dengan Negeri Tirai Bambu bisa lebih seimbang dan menguntungkan kedua belah pihak.
 
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengungkap dalam 8 bulan terakhir tahun ini defisit perdagangan RI-China sebesar US$5 miliar, menggelembung dari tahun lalu sebesar US$3 miliar. 
 
"Sampai akhir tahun ini, kita berupaya agar defisit itu bisa ditekan maksimal. Produk China yang paling banyak masuk ke Tanah Air adalah elektronika. Kita nggak tahu apakah semua produk itu masuk secara legal. Nanti kita akan cek,"ujarnya di sela-sela KTT Asean ke-21 dan KTT Asia Timur di Phnom Penh, Senin (19/11).
 
Dia memaparkan realisasi nilai perdagangan RI-China pada tahun lalu mencapai sekitar US$50 miliar, namun berdasarkan data Pemerintah China sebesar US$60 miliar. 
 
"Soal adanya perbedaan data ini, juga kita akan dalami mengapa sampai terjadi perbedaan pencatatan".
 
Gita optimistis sampai akhir tahun ini nilai ekspor RI secara keseluruhan bisa mencapai US$195 miliar atau surplus sekitar US$2 miliar - US$2,5 miliar. 
 
"Memang kemungkinan realisasi ekspor tahun ini lebih rendah dari realisasi tahun lalu yang mencapai US$200 miliar,"ujarnya.
 
Dia juga memaparkan sampai saat ini RI masih menjadi tempat investasi paling menarik di kawasan Asia Tenggara. 
 
Mengutip survei yang dilakukan oleh Lee Kuan Yew School Public Policy dan National University of Singapura, sebanyak 35% responden dari total responden yang terdiri dari investor dan non-investor memilih Asean sebagai kawasan paling menarik untuk berinvestasi.
 
"Ketika ditanyakan ulang mana yang paling menarik dari 10 negara se-Asean, 50% responden memilih Indonesia. Hasil survei ini sejalan dengan kenyataan di lapangan, foreign direct investment paling banyak mengalir ke Indonesia,"tegasnya. (faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper