JAKARTA--Wakil Presiden Boediono memaparkan sedikitnya ada enam masalah yang menjadi tantangan pengembangan wirausahawan (entrepreneur) di Indonesia.Pertama, menurutnya, adalah penegakkan hukum yang merupakan masalah bersama, namun tetap mempunyai dampak terhadap pengembangan usaha pemula maupun usaha kecil,dan menengah.
"Ini merupakan masalah fundamental karena wirausahawan mustahil bisa mengembangkan usaha di suatu daerah yang masih terganggu keamanannya," ujarnya saat membuka Global Entrepreneurship Week, Senin (12/11
Kedua, kondisi makroekonomi. Wirausahawan membutuhkan kesetabilan ekonomi untuk menjamin kelancaran bisnisnya.
Pemerintah, kata Wapres, tetap mengambil sikap konservatif fiskal yang prudence karena merupakan opsi terbaik dalam kondisi ekonomi global yang serba tidak pasti. "Kalau kondisi makro seperti yoyo atau roller coaster, maka orang yang bisa usaha hanya mereka yang sangat pandai atau sangat spekulatif. Yang produktif normal akan mundur."Ketiga adalah masalah infrastruktur yang memiliki dampak besar bagi wirausahawan karena kebanyakan transaksi ekonomi pasti mencantumkan komponen biaya transportasi.
Keempat, kata Boediono, adalah regulasi dan aturan yang bisa mendukung atau sebaliknya justru menghambat wirausaha.
Kelima adalah tersedianya layanan finansial bagi bisnis mikro maupun makro karena hal ini akan mempengaruhi pengembangan suatu bisnis.
"Dalam hal ini para perumus kebijakan sedang berusaha menjabarkan lebih jauh konsep financial inclusion karena dari situ bisa terjaring calon-calon wirausahawan muda," tutur Wapres.Keenam, adalah masalah tenaga kerja yang terlatih dan terampil.Ketersediaan tenaga kerja terampil yang sangat dibutuhkan oleh pengembangan industri masih harus ditingkatkan. (if)