Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PRODUKSI BERAS: Tingkat kehilangan hasil penggilingan 5%

JAKARTA – Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) menilai tingkat kehilangan hasil dari penggilingan padi mencapai 5%, sehingga setiap tahun ada kehilangan 3 juta ton beras atau setara dengan Rp19,8 triliun diakibatkan

JAKARTA – Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) menilai tingkat kehilangan hasil dari penggilingan padi mencapai 5%, sehingga setiap tahun ada kehilangan 3 juta ton beras atau setara dengan Rp19,8 triliun diakibatkan proses penggilingan padi skala kecil yang belum benar.

 

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Perpadi Nur Gaybita mengatakan berdasarkan hasil riset dari Perpadi di penggilingan padi yang berada di berbagai wilayah, maka rata-rata kehilangan hasil mencapai 5%.

 

“Saya hitung bisa lebih dari 5%. Namun, saya rata-ratakan saja 5%, karena ada penggilingan padi yang tingkat kehilangan hasil 4%, 5%, dan 7%. Kerugian dapat mencapai Rp19,8 triliun setiap tahun,” ujarnya kepada Bisnis, hari ini.

 

Tingkat kehilangan hasil itu, katanya, terjadi pada penggilingan padi skala kecil yang jumlahnya justru lebih banyak dibandingkan dengan penggilingan padi sedang dan besar.

 

Menurutnya, penggilingan padi skala kecil belum menggunakan cara yang benar, terutama tidak menggunakan alat ayakan untuk memisahkan beras pecahan kulit dan gabah kering giling.

 

Apalagi, jumlah penggilingan padi kecil saat ini sekitar 171.495 unit, penggilingan padi sedang 8.628 unit, sedangkan penggilingan padi besar 2.076 unit, sehingga total penggilingan padi di Indonesia 182.199 unit.

 

Penggilingan padi kecil memiliki kapasitas giling menghasilkan beras kurang dari 1,5 ton per jam, penggilingan ukuran sedang 1,5-3 ton per jam, sedangkan penggilingan padi besar lebih dari 3 ton per jam.

 

Adapun, produksi padi (gabah kering giling) pada tahun lalu mencapai 65,72 juta ton, sedangkan pada tahun ini ditargetkan 67,82 juta ton.

 

Dia menuturkan rendemen beras dari penggilingan padi kecil hanya 56% dan tingkat pecahan beras (broken) hingga 25%-40%. Semakin kecil tingkat pecahan beras, maka semakin bagus kualitas dari beras tersebut. Sebagai contoh, beras kualitas premium memiliki tingkat pecahan maksimal 5%.

 

Menurutnya, untuk meningkatkan tingkat rendemen, maka proses penggilingan padi harus menggunakan ayakan terlebih dahulu. "Untuk menghasilkan rendemen tinggi, maka harus menggunakan ayakan, itu kami sudah melakukan riset."

 

Perpadi, katanya, sudah melakukan riset untuk membuat ayakan tersebut dan telah dilakukan pelatihan ke berbagai daerah. Menurutnya, teknologi ayakan dari pabrikan sekitar Rp30 juta per unit. "Penggilingan padi kecil dan kelompok petani tidak mampu untuk membeli alat itu."

 

Sementara itu, alat ayakan padi yang dibuat oleh Perpadi, katanya, hanya Rp3 juta per unit yang terbuat dari kayu dan kawat.

 

Nur menyatakan dengan mengunakan alat ayakan tersebut, maka rendemen beras dapat meningkat dari 56% menjadi 65%.

 

Dia menambahkan untuk meningkatkan rendemen dan broken menjadi lebih kecil, maka seluruh penggilingan padi skala kecil harus menggunakan ayakan kawat.

 

Selain itu, katanya, dalam memproses gabah kering giling harus menghasilkan 70% beras pecah kulit, dan 30% masih dalam bentuk gabah kering giling. Sementara itu, untuk memisahkan gabah kering giling dan beras pecahan kulit, lanjutnya, harus menggunakan ayakan kawat.

 

Selanjutnya, pecahan kulit murni diproses pada polish untuk mendapatkan beras berkualitas dan rendemen tinggi serta broken kecil.

 

Badan Pusat Statistik mencatat kehilangan hasil pada padi mulai dari panen hingga penjualan mencapai 10,82% diantaranya 3,25% kehilangan hasil ada pada penggilingan padi.

 

Sementara itu, rendemen penggulingan padi skala kecil 55,7%, penggilingan padi sedang 59,7% penggilingan padi besar 61,5%.(msb)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Sepudin Zuhri

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper