Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDUSTRI KAYU: Musi Hutan garap kebun benih Akasia & Ekaliptus

JAKARTA: PT Musi Hutan Persada berencana mengembangkan kebun benih bermutu tinggi untuk jenis Akasia dan Ekaliptus sembari memperluas basis genetiknya.MHP merupakan salah satu perusahaan hutan tanaman industri (HTI) yang sukses menggarap kebun benih

JAKARTA: PT Musi Hutan Persada berencana mengembangkan kebun benih bermutu tinggi untuk jenis Akasia dan Ekaliptus sembari memperluas basis genetiknya.MHP merupakan salah satu perusahaan hutan tanaman industri (HTI) yang sukses menggarap kebun benih komposit secara mandiri. Selain menopang keberlanjutan hutan tanaman milik perusahaan, MHP mulai menjadi pemasok kebutuhan benih bagi perusahaan lainnya.Head of Breeding Advisor PT Musi Hutan Persada Eko Bhakti Hardiyanto mengungkapkan pengembangan area produksi benih milik perusahaan telah berkontribusi menghasilkan hampir 600 famili tanaman hutan.Menurut Eko, upaya pemuliaan benih tanaman hutan belakangan mulai menjanjikan prospek bisnis sampingan yang menggiurkan. Permintaan benih bermutu unggul diproyeksi mencapai 20.000 kilogram setiap tahun, dengan nilai ekonomi mencapai US$ 129 juta.Dia mencatat pelaku industri kehutanan skala besar seperti Sinar Mas dan Riau Andalan Pulp and Paper diproyeksi membutuhkan pasokan benih hingga 8.000 kilogram setiap tahun. Belum lagi, kebutuhan benih dari pengembang hutan tanaman lainnya yang diperkirakan mencapai 10.000 kilogram per tahun.“Pembangunan hutan tanaman kan sedang dikebut. Dengan itu, kebutuhan benih tanaman hutan seperti Akasia dan Ekaliptus juga pasti meningkat,” katanya kepada Bisnis di Jakarta, hari ini (10/10).Eko menilai strategi jangka pendek yang akan dilakukan perusahaan yakni menghasilkan benih bermutu secepat mungkin dalam waktu singkat dengan menambah area produksi benih. Hingga kini, pembangunan area produksi benih milik MHP telah mencapai 96,8 hektare, terdiri dari 4 provenans, dan 1 sumber benih lokal.MHP, kata Eko, juga terus mengembangkan infuse material genetik baru yang diharapkan menunjang produktivitas yang lebih baik. Di damping itu, sumber benih spesies cadangan juga telah dikembangkan untuk jenis tanaman Eucalyptus Pellita, Acacia Crassicarpa, serta Acacia Auriculiformis.“Nantinya, strategi pengembangan sumber benih spesies cadangan itu mirip seperti poduksi benih untuk Acacia Mangium,” jelasnya.Bambang Trihartono, Kepala Pusat Litbang Produktivitas Hutan Kemenhut, mengungkapkan pemuliaan tanaman hutan dapat dimulai perusahaan dengan investasi minimal senilai US$ 1,5 juta. Dengan begitu, ucapnya, pembangunan sentra pembibitan merupakan bagian dari komitmen perusahaan guna mengoptimalkan potensi hutan dengan tetap menjunjung prinsip kelestarian.Bambang mengatakan pengembangan benih tanaman hutan kini juga mulai mengadaptasi konsep transgenik dan somatic embryo genesis. Dia menilai benih dengan pengembangan embriogenesis somatik dapat mendorong proses penanaman lebih cepat dan murah karena adopsi biji sintesis.Ke depan, peluang bisnis tanaman hutan sangat potensial menyasar pasar ekspor. Namun, Kementerian Kehutanan menghimbau perusahaan yang mengimpor benih tanaman hutan perlu mempertimbangkan kualitas benih. Selain itu, pasokan kebutuhan di dalam negeri harus terpenuhi sebelum ekspor dilakukan. (25/Bsi)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Gajah Kusumo

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper