Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PUKAT HARIMAU: Nelayan tradisional Sumut dirugikan

MEDAN: Nelayan tradisional Provinsi Sumatra Utara mengeluhkan aksi pengusaha yang mengoperasikan kapal pukat harimau atau trawl di sepanjang  jalur perairan Pantai Barat dan Pantai Timur provinsi ini.

MEDAN: Nelayan tradisional Provinsi Sumatra Utara mengeluhkan aksi pengusaha yang mengoperasikan kapal pukat harimau atau trawl di sepanjang  jalur perairan Pantai Barat dan Pantai Timur provinsi ini.

Kapal penangkap ikan yang menggunakan pukat harimau ikut menjaring  benih atau ikan kecil yang belum berkembang, sehingga dapat menyebabkan kepunahan sejumlah jenis ikan di laut, termasuk ikan yang menjadi tangkapan nelayan.

Tengku Dirkhansyah Abu Subhan Ali, Wakil Ketua Komisi B DPRD Sumatra Utara, mengatakan keberadaan kapal pukat trawl di perairan Pantai Barat dan Pantai Timur Provinsi Sumatra Utara sangat mengganggu dan meresahkan para nelayan tradisional.

“Karena kapal pukat trawl tersebut beroperasi di wilayah tangkapan ikan para nelayan tradional, sehingga nelayan tradisional tidak bisa lagi menangkap ikan," jelas Tengku Dirkhansyah Abu Subhan Ali, kepada Bisnis, Rabu (10/10/2012).

Sesuai pengaduan nelayan tradisional yang diterima Dirkhansyah, kapal pukat trawl tersebut masih terlihat dan beroperasi di perairan Kabupaten Langkat, Kabupaten Asahan, Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Batubara, dan perairan Barus di Kabupaten Tapanuli Tengah.

Akibatnya, menurut Dirkhansyah, nelayan tradisional tidak bisa lagi menangkap ikan, karena seluruh ikan telah ditangkap oleh kapal pukat trawl, atau tidak ada yang tersisa.

"Tentunya kejadian ini dapat mematikan mata pencaharian para nelayan tradisional," ujarnya.

Dirkhansyah mengemukakan jika persoalan ini dibiarkan terus berlarut-larut, tanpa ada solusi penanganannya, dikhawatirkan nelayan akan kehilangan mata pencaharian karena wilayah tangkapan ikan mereka sudah tidak mengandung ikan.

Zulkarnain, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sumatra Utara, mengatakan instansi yang dipimpinnya terus meningkatkan pengawasan terhadap keberadaan dan operasional kapal pukat trawl di perairan Pantai Barat dan Pantai Timur Provinsi Sumatra Utara.

"Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sumatra Utara juga telah melakukan sosialisasi tentang kapal yang menggunakan alat pukat trawl bahwa alat tersebut dapat merusakan. Para nelayan juga diharapkan tidak main hakim sendiri untuk mengambil tindakan terhadap kapal pukat trawl,"  ujarnya Zulkarnain. (Foto: Antara) (k14/msb)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : JIBI

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper