JAKARTA: PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menyatakan akan mematikan 18 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di sistem kelistrikan Jawa-Bali dengan kapasitas 7.200 Mega Watt (MW) pada saat beberapa hari sebelum dan sesudah hari raya Lebaran.
Nur Pamudji, Direktur Utama PLN menyebutkan beberapa PLTU yang akan dimatikan antara lain PLTU Suralaya Unit 1, Unit 2 dan Unit 5 serta PLTU Tanjung Jati unit 2 dan Unit 3. Menurutnya, dimatikannya 10 unit PLTU tersebut dilakukan untuk mempertahankan pasokan yang ada agar mencapai keseimbangan.
“Di-shutdown ini rutin dilakukan sebelum dan sesudah lebaran. Nanti secara bertahap akan dioperasikan kembali,” jelasnya saat kunjungan kerja ke kantor PT PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali (PLN P3PJB), Selasa (14/8).
Direncanakan pada 26 Agustus 2012 seluruh peralatan PLTU akan kembali dipasang sehingga pada 27 Agustus 2012 sudah bisa beroperasi kembali.
Nur menjelaskan selama Lebaran beban puncak tertinggi kelistrikan Jawa Bali mencapai 13.700 MW, lebih rendah dibandingkan dengan beban puncak hari normal yang mencapai 20.424 MW. Sementara itu, kemampuan pasokan kondisi kelistrikan Jawa Bali mencapai 24.977 MW bahkan bisa mencapai 27.670 MW.
Dengan kata lain, jika dikurangi sebanyak 7.200 MW, maka masih ada pasokan listrik sebesar 17.777 MW-20.470 MW. Jika konsumsi selama lebaran sekitar 13.700 MW, maka ada pasokan cadangan listrik sebesar 4.077 MW- 6.770 MW.
Nur mengatakan bahwa konsumsi listrik sistem Jawa Bali saat Lebaran tahun ini meningkat 8 % atau sekitar 1000 MW dibandingkan dengan tahun lalu. Kenaikan konsumsi listrik pada saat lebaran tahun ini juga dikarenakan kenaikan penjualan listrik secara nasional.“Pertumbuhan penjualan listrik naik 9,6 % karena industri juga tumbuh 14 %,” jelasnya.
Rudi Rubiandini, Wakil Menteri ESDM mengatakan bahwa kebutuhan listrik nasional selama hari kemerdekaan dan Lebaran akan aman. Menurutnya, dari 24 sistem kelistrikkan dengan total 39.000 MW, ada 8 lokasi yang berstatus normal, artinya memiliki cadangan yang melampaui.
“Delapan sistem kelistrikkan dengan status normal. Sisanya sebanyak 16 berstatus siaga. Artinya, tidak ada satupun daerah yang sistem kelistrikkannya kekurangan cadangan. Semuanya stastusnya mencukupi,” jelasnya.
Adapun beberapa sistem kelistrikkan yang berstatus normal antara lain sistem Tanjung Pinang, sistem Belitung, sistem Sulawesi bagian Utara, sistem Sulawesi Selatan, sistem Ternate, sistem Kupang, serta Sistem Jawa dan Bali.
Konsumsi BBM Jawa Bali Turun
Disisi lain, Nur mengatakan bahwa tahun ini penggunaan energi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk menghasilkan listrik menurun dibandingkan dengan tahun 2011. Pada 2011, konsumsi lebaran untuk listrik sekitar 14,6 %, sedangkan untuk 2012 menurun sampai angka 4,6 %.
“Turun sekitar 2 juta kiloliter. Untuk Jawa Bali sudah tidak bisa ditekan lagi,” ucapnya.
Menurutnya, saat ini daerah yang masih menggunakan konsumsi BBM untuk listrik hanya tersisa Bali. “Sisanya itu tinggal di Bali. Tahun ini belum bisa untuk menghilangkan konsumsi BBM untuk listrik di Bali,” kata Nur. Meski begitu, ditergetkan sekitar 2013 seluruh listrik yang dihasilkan melalui BBM tidak ada lagi. Dengan begitu, konversi BBM ke gas sudah terjadi nanti.(mmh)