JAKARTA: Minyak kelapa sawit dan produk turunan yang akan digunakan sebagai bahan bakar minyak nabati (biofuel) di Jerman harus memenuhi persyaratan International Sustainability and Carbon Certification (ISCC).
Dengan begitu pemerintah Indonesia diharapkan bisa mengkomunikasikan sertifikat tersebut dengan pihak Jerman.Sekjen Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono mengatakan karena aturan sertifikat itu digagas oleh pemerintah Jerman, pihaknya mengharapkan agar pemerintah Indonesia melakukan komunikasi langsung secara G to G. "Selain itu, pemerintah Indonesia juga perlu memperkenalkan ISPO [Indonesia on Sustainability Palm Oil] lebih lanjut agar bisa diakui oleh pemerintah Jerman," ujarnya, Kamis 31 Mei 2012.Hambatan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku biofuel ke pasar Uni Eropa kian bertambah. Pasalnya, sejak tahun ini Jerman memberlakukan ketentuan ISCC.ISCC merupakan standar keberlanjutan pertama yang ditetapkan oleh Jerman untuk energi nabati. Hal itu dimaksudkan untuk bioenergy untuk memenuhi European renewable energy directive (RED) yang berlaku akhir 2010.Terkait hal itu, Menteri Pertanian Suswono bersama pelaku usaha telah bertemu menteri pertanian Jerman di Berlin untuk memperkenalkan ISPO pada 25-26 Mei lalu."Sebagai pihak swasta, mestinya kunjungan itu sebagai tahap permulaan ada manfaatnya," ujar Joko. (ra)
BERITA LAINNYA:
- PROYEK HAMBALANG: Audit BPK Selesai 100 Hari Lagi
- BURSA EROPA Memerah, Terseret Kegagalan Penjualan Obligasi Italia
- GITA WIRJAWAN: Penyatuan Zona Waktu Untuk Efektivitas Bisnis
- KRISIS EROPA: Ini Dia Kata Sri Mulyani Soal Dampaknya Ke Indonesia
- HENRY Vs RUHUT: Dari Debat Corby Sampai Angkat Gelas, Perseteruan Bakal Berlanjut?
- 10 PERUBAHAN APPLE: Bikin Steve Jobs Bangkit Dari Kubur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel