Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA EKSPOR kuartal II diduga turun 6,7%

JAKARTA: Kinerja ekspor pada kuartal II/2012 diperkirakan menurun 6,7% dibanding kuartal sebelumnya, sebagai imbas larangan ekspor bahan mineral mentah pada 6 Mei.Meskipun demikian, ekonom menilai kebijakan itu agar terus dilanjutkan karena penurunan

JAKARTA: Kinerja ekspor pada kuartal II/2012 diperkirakan menurun 6,7% dibanding kuartal sebelumnya, sebagai imbas larangan ekspor bahan mineral mentah pada 6 Mei.Meskipun demikian, ekonom menilai kebijakan itu agar terus dilanjutkan karena penurunan ekspor bersifat sementara dan akan membaik ketika upaya hilirisasi berhasil dan mampu meningkatkan nilai tambah.Anggota Lembaga Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan Ekonomi Kamar Dagang dan Industri (LP3E Kadin), Rasidin K Sitepu, mengatakan penurunan kinerja ekspor mulai terlihat pada kuartal IV/2011, yang diperkirakan berlanjut hingga kuartal II/2012.Dia melihat indikasi berbagai peraturan pengendalian ekspor bahan mineral mentah yang diterbitkan pemerintah belakangan ini, turut menjadi salah satu penyumbang penurunan itu."Peraturan pemerintah mengenai larangan ekspor tambang juga akan memengaruhi ekspor kita ke depan, di samping indeks harga ekspor dan nilai tukar rupiah. Turunnya bisa sampai 6,7% dari total ekspor kuartal I," katanya, Kamis, 31 Mei 2012.Permen ESDM No 7/2012 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral telah melarang ekspor bahan mineral mentah pada 6 Mei, sekalipun sejak pekan lalu ekspor kembali dibuka bagi perusahaan yang mengantongi sertifikat clean and clear.Namun, ekspor juga tidak serta-merta dapat dilakukan karena berdasarkan survei yang dilakukan LP3E Kadin di delapan kota di Pulau Sumatra, Sulawesi dan Kalimantan, banyak pengusaha membatalkan ekspor karena harus menyesuaikan dengan harmonisasi pos tarif baru, menyusul penerbitan Permendag No 29/2012 tentang Ketentuan Ekspor Produk Pertambangan."Karena harmonisasi kode itu, ada 25.000 jenis kode ekspor yang berubah. Banyak pengusaha yang tidak mengetahui. Akhirnya ekspor pun batal," ujarnya. (ra)

 

BERITA LAINNYA:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Sri Mas Sari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper