EKONOMI KREATIF: RI & Meksiko jajaki kerja sama

JAKARTA: Menparekraf Mari Elka Pangestu jajaki kerja sama dalam bidang ekonomi kreatif dengan Meksiko, sehingga kerjasama kedua negara tidak hanya terbatas pada sektor pariwisata saja."Saat ini, ekonomi kreatif merupakan sektor yang mendapat perhatian dari negara-negara di dunia, termasuk Meksiko. Oleh kaarena itu memanfaatkan pertemuan para Menteri Pariwisata anggota G20,kami manfaatkan untuk menjajaki kerjasama," kata Mari dalam rilisnya, hari ini, Rabu 16 Mei 2012.Meksiko termasuk negara eksportir produk kreatif penting dengan Indonesia mencapai sekitar US$10 milyar. Negara ini juga memiliki banyak kesamaan struktur sosial, ekonomi maupun budaya.Pihaknya melakukan diskusi intensif dengan Conaculta, Dewan Nasional Kebudayaan dan Seni tingkat nasional yang telah dibentuk oleh Pemerintahan Mexico sejak Desember 1988 daan bertugas untuk mengkoordinasikan kebijakan yang terkait seni budaya dan organisasi kesenian, termasuk dalam perkembangannya, membina pengembangan industri kreatif.Diskusi diawali dengan penjelasan singkat dari Dirjen Kebudayaan dan Kesenian Meksiko, Roberto Vazquez Diaz mengenai Conaculta dan dilanjutkan dengan penjelasan dari Direktur Kerja Sama Luar Negeri, Martha Gonzales Rios, mengenai kemungkinan tindaklanjut dari MoU antara pemerintah Indonesia dan Meksiko untuk mengembangkan ekonomi kreatif."Dukungan pemerintah Meksiko terhadap pengembangan industri kreatif sangatlah besar, dan hal ini tercermin salah satunya dari komitmen pembiayaan dari pemerintah untuk mengembangkan industri perfilman di Meksiko, yaitu mencapai hingga US$350 juta," ungkap Mari Pengestu. Strategi pengembangan industri film di Meksiko difokuskan kepada empat aspek utama, yaitu mengembangkansinematek nasional, produksi film termasuk didalamnya art film dan film dokumenter, pemasaran terutama pencitraan Meksiko sebagai negara melalui film, serta pengembangan kemampuan SDM film. Marina Stavenhagen, Direktur Jenderal Sinematografi Meksiko menyatakan bahwa industri film di Meksiko mengalami perkembangan yang signifikan 5 tahun terakhir. Saat ini Meksiko telah berhasil memproduksi film hingga 111 per tahun yang sebelumnya hanyalah 64 per tahun.Hal ini tentunya merupakan hasil kerja keras dan konsistensi dalam menjalankan program pengembangan yaitu mengembangkan 100 proyek per tahun dengan sekolah-sekolah film di Meksiko, memfasilitasi pekerja film dan film Meksiko berpartisipasi kurang lebih di 300 festival film di berbagai belahan dunia.Pada tahun 2011 pemerintah telah mendukung produksi hingga 100 film per tahun. Conaculta melihat film tidak hanya sebagai tontonan, tetapi film ini memiliki nilai yang strategis untuk meningkatkan citra negara Meksiko dan juga meningkatkan rasa cinta dan bangga masyarakat Meksiko terhadap bangsa dan negaranya.Mendengarkan penjelasan ini, Mari Pangestu menyatakan bahwa Indonesia perlu mempelajari lebih jauh mengenai program-program pengembangan oleh Concaculta yang sudah dirasakan manfaatnya hasilnya, dan menjajaki kemungkinan kerjasama dalam industri perfilman.“Kami sangat terinspirasi dengan bagaimana Conaculta mengembangkan industri kreatif dengan pencitraan dan komunikasi yang baik, sehingga tampaknya program ini dapat dirasakan oleh pemangku kepentingan,” tegas Mari. Sebagai sebuah langkah konkrit jangka pendek, Mari Pangestu menyatakan bahwa program pertukaran artis Indonesia dan Meksiko perlu terus dilakukan dan ditingkatkan, yang nantinya perlu dilakukan pameran bersama hasil karya artis Indonesia dan Meksiko, maupun joint film festival. (Bsi)