Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BUAH IMPOR diperketat, pasar jangan sampai langka

JAKARTA: Dewan Hortikultura Nasional meminta pemerintah mengantisipasi kurangnya pasok buah dan sayur jika kebijakan Permentan No.3/2012 efektif diberlakukan.Ketentuan tentang rekomendasi impor produk hortikultura (RPIH) itu mengatur volume impor buah

JAKARTA: Dewan Hortikultura Nasional meminta pemerintah mengantisipasi kurangnya pasok buah dan sayur jika kebijakan Permentan No.3/2012 efektif diberlakukan.Ketentuan tentang rekomendasi impor produk hortikultura (RPIH) itu mengatur volume impor buah dan sayur harus berdasarkan rekomendasi Menteri Pertanian.Ketua Dewan Hortikultura Nasional Benny Kusbini menyambut baik aturan itu karena bisa mengurangi ketergantungan impor dan mendorong produk lokal menjadi andalan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.Namun pemerintah harus bisa meningkatkan produksi dan kualitas produk hortikultura di dalam negeri seiring berlakunya aturan tersebut."Yang selama ini buah dan sayur impor, ke depan bisa dipenuhi dari dalam negeri. Memberikan kesempatan juga bagi petani untuk bisa bersaing," ujarnya, Selasa, 8 Mei 2012.Menurut Benny, pembatasan volume impor dengan kuota sama dengan mendorong pengusaha atau importir untuk mengutamakan pasokan buah dan sayur langsung dari petani.Jika kebutuhan pasar tertentu mencapai 500 ton buah, pemerintah seharusnya memberikan kuota 300 ton saja, sisanya dipenuhi dari dalam negeri."Pemerintah harus bisa mengupayakan agar produk hortikultura lokal bisa bersaing dengan produk impor, baik dari segi harga, kualitas, maupun jenis."Langkah lainnya, pemerintah harus segera memperbaiki sistem distribusi agar pasokan menjadi lancar sehingga mengurangi biaya transportasi."Kalau transportasinya murah berarti harga produk hortikultura lokal juga jadi murah, dan bisa untuk mengisi kebutuhan," ujarnya. (ra)

 

>>BACA JUGA

Grup Bosowa siapkan US1 miliar untuk ekspansi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper