Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OTOMOTIFRI kian sulit kejar pasar Thailand

JAKARTA: Pebisnis otomotif meyakini Indonesia semakin sulit mengejar pasar otomotif Thailand pada tahun ini menyusul realisasi penjualan Januari – April Thailand yang mencapai 399.321 unit. 

JAKARTA: Pebisnis otomotif meyakini Indonesia semakin sulit mengejar pasar otomotif Thailand pada tahun ini menyusul realisasi penjualan Januari – April Thailand yang mencapai 399.321 unit. 

 
Meski tumbuh kencang, penjualan mobil di Indonesia hanya mencapai 337.593 unit pada periode itu. Pasar otomotif di dalam negeri bahkan diprediksi merosot tajam mulai awal semester II/2012 akibat kebijakan penaikan uang muka minimum kendaraan bermotor.
 
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Sudirman M. Rusdi mengatakan jika terjadi penurunan pasar mobil yang signifikan, para prinsipal dikhawatirkan bisa meninjau ulang komitmen investasi mereka. 
 
“Bagi yang telanjur merealisasikan investasi itu, mereka tak bisa berbuat banyak. Kalau tidak ada pasar, produksi mobil akan diturunkan. Namun, sampai sekarang kami masih terus menghitung potensi kerugian yang akan dihadapi industri otomotif,” tuturnya kepada Bisnis hari ini Senin 07 Mei 2012.
 
Menurut dia, pasar mobil tetap bertumbuh lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan pada 2011 tapi hanya sampai dengan semester I/2012. Dia memperkirakan pasar mobil pada semester I/2012 masih bisa mencapai di atas 500.000 unit, naik di atas 19,7% dibandingkan dengan pasar pada semester I/2011 sebesar 417.672 unit.  
 
Jongkie D. Sugiarto, Presiden Direktur PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI) mengatakan rencana penambahan kapasitas terpasang secara bertahap dari 900.000 unit menjadi 1 juta unit pada tahun ini sulit terealisasi jika permintaan mobil turun tajam.
 
Para prinsipal tak akan meningkatkan kapasitas terpasang apabila banyak kebijakan yang menghambat industri otomotif Indonesia. Pasar mobil pada 2012 diyakininya akan lebih kecil dibadingkan dengan prediksi Gaikindo sebelumnya dari 940.000 unit menjadi hanya 875.000 unit.
 
“Pasar otomotif nasional bisa menjadi lebih kecil dibandingkan dengan realisasi pada 2011 sebesar 894.164 unit. Akibatnya, kapasitas terpasang yang menganggur bisa membesar. Indonesia akan semakin jauh tertinggal dari Thailand,” tuturnya.
 
Pemerhati otomotif Jhony Pramono justru berpandangan sebaliknya. Kenaikan uang muka perlu segera direalisasikan pemerintah untuk menjaga industri keuangan nasional tumbuh lebih sehat.
 
“ATPM selalu berharap lebih dari fasilitas pemerintah tapi kontribusi pajak mereka tak pernah bertambah signifikan. Saya tak yakin pasar otomotif akan menurun tajam. Pemerintah harus tegas terhadap regulasi yang telah dikeluarkan supaya membawa dampak positif terhadap industri keuangan,” tuturnya. (sut)
 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Sutarno
Sumber : Bisnis Indonesia

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper