JAKARTA: Kaum muda di Indonesia memiliki tingkat kesulitan mencari pekerjaan hampir lima kali lebih besar dibanding pekerja dewasa, mengingat ketersediaan lapangan kerja untuk angkatan kerja muda semakin menurun.
Angka perkiraan International Labour Organization (ILO) itu jauh lebih tinggi dibanding perkiraan secara global. Di banyak negara, kaum muda diperkirakan 2,8 kali lebih besar menjadi pengangguran dibanding pekerja dewasa, sedangkan di Indonesia diperkirakan 4,6 kali lebih besar.
“Kualitas pekerjaan yang tersedia untuk anak muda makin menurun. Pekerjaan tetap untuk anak muda juga semakin sedikit. Mereka yang pilih-pilih pekerjaan akhirnya menganggur. Semakin muda, semakin susah bekerja,” kata Koordinator Program ILO untuk Pengembangan Usaha Tendy Gunawan, Selasa, 27 Maret 2012.
Permasalahan lainnya, lanjut dia, kaum muda yang bekerja selama ini terkonsentrasi pada pekerjaan informal dengan upah yang rendah, tanpa jaminan sosial dan tanpa pesangon ketika diberhentikan dari pekerjaan.
Tendy menyebutkan 25% dari kaum muda yang bekerja dibayar kurang dari Rp10.000 per hari.
Organisasi perburuhan internasional itu juga memperkirakan, dari 200 juta orang di seluruh dunia yang menganggur pada awal 2012, 40% atau 74,7 juta di antaranya adalah kaum muda.
Dia memproyeksikan dalam 10 tahun ke depan, dibutuhkan 600 juta lapangan kerja untuk mengakomodir 200 juta angka pengangguran yang ada saat ini ditambah pertumbuhan angkatan kerja baru yang memasuki pasar kerja tenaga ker ja sebanyak 40 juta per tahun.
ILO melihat keterbatasan anggaran dan ketidakpercayaan terhadap sumber daya manusia yang ada menjadi masalah dalam mengatasi pengangguran usia muda.(msb)