PRODUKSI SEMEN: Holcim bidik 16% dari kebutuhan di Bali

DENPASAR: Dari kebutuhan produksi semen Bali sebesar 120 ribu ton per bulan atau 5 juta ton per tahunnnya Holcim membidik pasar sebesar 16% hampir sama dengan target nasional yang tahun ini diprediksi mencapai 52 juta ton.Relationship Management Director PT Holcim Indonesia Tbk Rusli Setiawan mengatakan jumlah kebutuhan semen di Bali tersebut tidak hanya digunakan dalam proyek infrastruktur namun juga dikombinasikan dari kebutuhan proyek lainnya seperti perumahan.Untuk itu kata Rusli selain dipasok dari pabrik Holcim di wilayah Naragong, Bogor dan Cilacap, juga nantinya menunggu penyelesaian pembangunan pabrik di Tuban, Jawa Timur.“Kami harapkan pabrik semen Holcim di Tuban yang rencananya selesai tahun 2013 mendatang akan mampu mensupply distribusi ke Bali dengan kapasitas produksi 1,7 ton per tahun dan nilai investasi U$S 450 juta,” ujarnya, akhir pekan lalu.Tidak hanya kebutuhan akan semen, Rusli menambahkan Holcim juga memperluas layanan dan nilai tambah dengan waralaba Solusi Rumah dan Batching Plant. Untuk pertama kalinya, Holcim meresmikan RMX Batching Plant di Bali yang berlokasi di jalan By Pass Ngurah Rai no 681 Denpasar dan Solusi Rumah outlet dan CPM (Concrete Product Manufacture) di jalan Singakerta, Ubud Gianyar.RMX Batching Plant di Bali merupakan system waralaba dari Holcim yang dipegang oleh PT Harum Jaya Prasarana dengan kapasitas produksi beton sebanyak 60 m3 perjam untuk menjangkau wilayah Denpasar, Kuta Gianyar dan Nusa Dua.Sedangkan CPM Solusi Rumah Holcim di Ubud Gianyar berkapasitas produksi 2.500 bataton perhari. Solusi Rumah merupakan terobosan dari Holcim yang lebih dari sekedar semen yakni melalui layanan terpadu satu atap bagi masyarakat yang ingin membangun atau merenovasi rumah dengan mudah dan berkualitas.Adapun layanan dari solusi rumah meliputi jasa konsultasi gratis untuk lay out dan desain rumah, keterangan mengenai perincian biaya serta bahan bangunan. Selain itu Solusi Rumah juga bekerja sama dengan lembaga perbankan untuk pembiayaannya.“Kedua solusi ini dipasarkan dalam bentuk waralaba, salah satunya agar dapat memajukan investor lokal, menciptakan lapangan kerja dan dapat berkontribusi pada kemajuan perekonomian lokal,” ujarnya.(api)