Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA: Pemerintah berkomitmen untuk menyiapkan subsidi, menjaga kelancaran distribusi, serta menyiapkan pupuk dan benih sedini mungkin agar produksi pangan 2012 dapat mencapai target.
 
Komitmen ini diupayakan untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional seiring risiko kenaikan harga pangan dunia yang dapat memicu krisis pangan. 
 
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan akibat penurunan produksi tanaman pangan sepanjang tahun ini, surplus beras kemungkinan besar tidak akan mencapai target, yakni hanya sekitar 3 juta ton, dari target 5 juta ton.
 
"Karena itu, pemerintah menjaga dan mengantisipasi musim tanam dan panen raya pada Februari-Maret agar tidak ada gangguan. Benih dan pupuk juga akan dilaksanakan sedini mungkin," tutur Hatta usai rapat koordinasi terkait pangan, hari ini, Selasa, 29 November. 
 
Operasi pasar terbatas juga akan dilakukan pemerintah melalui Perum Bulog, terutama untuk daerah-daerah yang mengalami lonjakan harga beras. Selain itu, lanjut Hatta, Bulog akan tetap distribusikan cadangan beras ke gudang-gudangnya untuk menjaga stok cadangan beras di daerah.
 
"Raskin tetap kita fokuskan untuk dibagikan. Alokasinya bisa jadi ditambah tapi kita akan minta persetujuan DPR karena kita akan menggunakan dana antisipasi cuaca ekstrim yang Rp3 triliun," ujarnya. 
 
Sementara itu, impor beras akan tetap dilakukan dengan jumlah maksimum 1,9 juta ton dan harus selesai sebelum masa panen raya awal tahun 2012. 
 
Menurut Kepala Perum Bulog Sutarto Alimoeso, impor beras dilaksanakan berdasarkan komitmen yang sudah disepakati Indonesia dengan negara-negara importir, seperti Vietnam, India, dan Thailand. 
 
Menurut Sutarto, stok beras yang ada di Bulog saat ini cukup untuk konsumsi nasional selama 4 bulan lebih. 
 
"Kalau impor masuk 1,9 juta ton, pada akhir tahun kita ada stok beras sebesar 1,8 juta ton, karena sampai akhir tahun, minimal Bulog harus memiliki stok beras 1,5-2 juta ton," tuturnya. 
 
Menko Perekonomian juga menegaskan pemerintah akan tetap menggulirkan subsidi untuk menjamin ketahanan pangan nasional. Dalam APBN 2012, pemerintah mengalokasikan subsidi pangan sebesar Rp15,6 triliun, subsidi pupuk sebesar Rp16,9 triliun, dan subsidi benih Rp279,8 miliar.
 
Selain itu, pemerintah juga menyiapkan contigency loan untuk mencari alternatif pembiayaan guna mendukung kebijakan ketahanan pangan dan memitigasi dampak kenaikan harga pangan dunia. 
 
Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri menegaskan sektor industri pangan merupakan penopang kemandirian pangan nasional. Namun, kesulitan permodalan, aksi tengkulak, dan politik anggaran pemerintah kurang mendukung berkembangnya sektor ekonomi kerakyatan ini. 
 
Menurutnya, subsidi benih yang dalam APBNP 2011 yang hanya mencapai Rp120 miliar tidak sebanding dengan subsidi BBM yang mencapai Rp129 triliun. Hingga September 2011, penyaluran kredit sektor pertanian hanya mencapai 4,8% dari total penyaluran kredit perbankan yang mencapai Rp2.079,26 triliun.
 
"Apalagi hanya 54% saluran irigasi yang dalam keadaan baik, sisanya buruk. Kita ingin bicara swasembada pangan dan beras, tapi berdasarkan kondisi ini produktivitas beras tampaknya hanya berani mematok 5,4 ton per hektare," tegasnya. (ln)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper