Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PLTU Jateng butuh 7 juta ton batu bara mulai 2016

JAKARTA: Mega proyek PLTU Jawa Tengah berkapasitas 2x1.000 MW membutuhkan batu bara berkalori rendah antara 4.000-5.000 KKal/Kg mencapai 7 juta ton per tahun mulai akhir 2016.Komisaris Utama PT Bhimasena Power Indonesia sekaligus Presiden Direktur Adaro

JAKARTA: Mega proyek PLTU Jawa Tengah berkapasitas 2x1.000 MW membutuhkan batu bara berkalori rendah antara 4.000-5.000 KKal/Kg mencapai 7 juta ton per tahun mulai akhir 2016.Komisaris Utama PT Bhimasena Power Indonesia sekaligus Presiden Direktur Adaro Power Andre J Mamuaya mengatakan sejak awal PLTU ini didesain dengan pertimbangan menggunakan low rank coal atau batu bara berkalori rendah, mengingat cadangan batu bara dengan kalori itu adalah yang paling banyak di Indonesia."Kami pakai batu bara low rank coal yang 4.000-an. Proyek ini jangka waktunya panjang, 25 tahun. Kami menyesuaikan dengan cadangan batu bara terbesar di Indonesia. Kan yang paling banyak itu yang kalori rendah. Setelah 25 tahun, PLTU ini jadi milik PLN," ujarnya di sela-sela acara penandatanganan Power Purchase Agreement (PPA) PLTU Jateng, Kamis 6 Oktober.Andre mengatakan meski Adaro merupakan anggota konsorsium Bhimasena yang akan mengerjakan proyek ini, namun tidak otomatis Adaro yang akan mensuplai kebutuhan batu baranya. Bhimasena akan tetap melakukan tender untuk pengadaan batu baranya."Kami tetap akan tender untuk pasokan batu baranya, tetapi sebagian besar mungkin dari grup-nya Adaro," ujarnya.Meski demikian, Direktur Utama PT Adaro Energy Garibaldi Tohir mengatakan sebagai bagian dari konsorsium, Adaro siap dan sanggup menyediakan suplai batu baranya."Ini konsorsium yang sangat credible. J-Power akan jadi operatornya, Itochu akan bantu mensuplai kebutuhan alat-alatnya, kami [Adaro] jadi reliable mensuplai batu baranya. Dengan adanya ketiga anggota ini, proyek ini akan jadi proyek PLTU yang bisa diandalkan," ujarnya.Sementara itu terkait masalah lahan, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo mengatakan pihaknya sudah menyediakan lahan seluas 250 hektar di kabupaten Batang, Pemalang, Jawa Tengah, untuk kebutuhan proyek ini. Saat ini sudah tidak ada masalah untuk melakukan pembebasan lahan di sana."Tidak ada masalah lahan. Lahan yang akan digunakan sebagian punya rakyat, sebagian punya Perhutani, tapi itu lahan yang sudah tidak produktif," ujarnya.Sementara itu, Direktur Energi Primer PLN Nur Pamudji mengatakan proyek ini tidak masuk proyek 10.000 MW. Pasokan listrik dari PLTU Jateng ini nantinya akan masuk ke jaringan transmisi Jawa-Bali, sehingga listriknya tidak hanya menerangi Jawa Tengah tapi juga menerangi seluruh Pulau Jawa dan Bali. (ea)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper