Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JAKARTA: Pesimisme Bank Dunia terhadap perekonomian Indonesia disambut optimisme berlebih oleh pemerintah yang meyakini laju produk domestik bruto (PDB) mencapai 6,1% pada tahun ini.

Armida Alisjahbana, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, optimistis pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2010 akan mengalami akselerasi lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,8%. Akselerasi tersebut diyakini akan menyumbang signifikan terhadap pembentukan pertumbuhan ekonomi tahun ini yang diproyeksi menembus 6%.

Pertumbuhan ekonomi (kuartal IV) kami harapkan bisa lebih tinggi dari triwulan III kemarin. Bank Indonesia juga sudah melakukan prediksi. Saya yakin di atas 6%, harapannya bisa mencapai 6,1%, ujar dia di kantornya, hari ini.

Keyakinan tersebut, lanjut Armida, didasarkan pada tingginya konsumsi masyarakat yang mulai dibarengi dengan meningkatnya investasi dan ekspor. Selain itu, peran belanja pemerintah juga akan melonjak di kuartal terakhir seiring dengan meningkatnya penyerapan anggaran.

Hanya saja, Armida mengakui bahwa pemerintah sulit untuk mengendalikan inflasi sesuai dengan target 5 plus minus 1% menyusul tekanannya yang meningkat di November. Dia menyebutkan tekanan inflasi pada tahun ini secara keseluruhan bisa menembus angka 6% atau bahkan lebih.

Kendati demikian, Armida menilai pemerintah cukup berhasil menjaga momentum positif pertumbuhan ekonomi nasional di tengah belum pulihnya perekonomian sejumlah negara di kawasan Eropa dan Amerika Serikat. Hal tersebut menjadi bekal yang cukup untuk menyongsong perekonomian 2011 yang lebih prospektif.

Untuk tahun depan, pemerintah mematok target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,4% di APBN 2011. Sementara untuk inflasi ditetapkan 5,3%, kurs Rp9.250 per dollar AS, harga minyak rata-rata dalam negeri (ICP) US$80 per barel, produksi minyak 970 ribu barel per hari, dan SBI 3 bulan 6,5%.

Bicara soal pertumbuhan, maka tantangan dan hambatan yang ada harus diperhatikan. Target inflasi kita tahun 2011 kan 5,3%. Tentu banyak factor yang akan menghambat, terutama terkait risiko dampak dari cuaca ekstrim ke ketahanan pangan, kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan pangan atau beras. Semua negara tentu juga memperhatikan hal ini, tidak hanya kita, papar Armida.

Hari ini, Bank Dunia dalam laporan kuartalnya merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2010, dari 6% menjadi 5,9%. PAsalnya, Bank Dunia melihat ada perlambatan ekonomi di kuartal III/2010 yang berpengaruh negative terhadap pencapaian tahun ini.

Perlambatan itu umumnya karena faktor-faktor domestik, seperti gangguan yang berhubungan dengan cuaca terhadap pertanian, pertambangan dan penggalian tulis Bank Dunia dalam laporannya.

Bank Dunia mencatat peningkatan harga komoditas dan berbagai persoalan pasokan produksi pertanian yang mewarnainya cukup memengaruhi tingkat harga bahan pangan dalam negeri pada November. Menurutnya, meningkatnya permintaan di Amerika Serikat dan pasar-pasar kekuatan ekonomi baru seperti China dinilai turut memicu kenaikan harga-harga komoditas non-energi, termasuk harga bahan pangan dan bahan baku.

Untuk 2011, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,2% seiring dengan meningkatnya investasi dan konsumsi swasta. Terkait dengan itu, lembaga multilateral tersebut mengingatkan akan risiko yang mungkin muncul dari derasnya arus modal asing ke Indonesia.

Tantangannya adalah untuk memaksimalkan kesempatan-kesempatan yang muncul sebagai akibat tingginya aliran masuk modal dan harga komoditas, di samping juga mengelola risikonya, kata Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia Shubham Chaudhuri. (ln)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis :
Editor : Mursito

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper