Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menyambut positif kinerja neraca perdagangan Indonesia yang mencetak surplus hingga 53 bulan berturut-turut.
Hal itu disampaikan 'tangan kanan' Menkeu Sri Mulyani Indrawati itu usai dipanggil oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto di Kertanegara, Jakarta Selatan untuk kembali menerima penugasan sebagai wamenkeu, Selasa (15/10/2024).
Suahasil menyatakan pemerintah berharap tren surplus bisa berlanjut karena dampaknya baik terhadap neraca pembayaran atau balance of payment Indonesia.
"Jadi harus kita pertahankan, ekspor dan kita lihat impor yang kita perlukan untuk kegiatan produksi itu warranted. Tapi untuk surplus kita harapkan makin lama," ujarnya, Selasa (15/10/2024).
Berdasarkan pemberitaan Bisnis sebelumnya, Indonesia masih mempertahankan tren surplus hingga 53 bulan berturut-turut. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa surplus neraca dagang September 2024 senilai US$3,26 miliar.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan bahwa dengan realisasi itu, neraca dagang Indonesia terus mempertahankan tren surplus sejak Mei 2020. Ekspor per September 2024 tercatat senilai US$22,08 miliar, dengan nilai impor yang lebih kecil sehingga surplus terjaga.
Baca Juga
"Total nilai impor mencapai US$18,82 miliar atau turun 8,91% dari bulan Agustus 2024," ujar Amalia dalam konferensi pers pada Selasa (15/10/2024).
Surplus neraca dagang Indonesia per September 2024 itu tercatat naik US$0,48 miliar secara bulanan. Surplus itu lebih tinggi dari Agustus 2024 senilai US$2,89 miliar, tetapi lebih kecil dari posisi September 2023 senilai US$3,41 miliar.
"Pada September 2024 neraca perdagangan barang mencatatkan surplus sebesar US$3,26 miliar atau naik sebesar US$0,48 miliar secara bulanan," ujar Amalia.
Komoditas yang memberikan sumbangsih surplus utama adalah bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak hewan nabati (HS 15), serta besi dan baja (HS 72).