Bisnis.com, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai pemerintah perlu segera melaksanakan strategi jitu untuk meredam gejolak Rupiah.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan ialah melalui upaya penggunaan mata uang lokal atau local currency transaction (LCT) untuk menjaga nilai tukar rupiah dari pelemahan lebih lanjut.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan dengan turun 0,40% atau 65 poin ke posisi Rp16.430 per dolar AS.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, Yukki Nugrahawan Hanafi, menyampaikan, hal ini menjadi alternatif pilihan bagi para pengusaha nasional maupun mitra usaha luar negeri pada perdagangan bilateral untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS.
“Penggunaan LCT kami garisbawahi bertujuan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah sekaligus menjaga ketahanan pasar keuangan domestik,” kata Yukki kepada Bisnis, Kamis (20/6/2024).
Sejauh ini, Yukki melihat bahwa kerja sama LCT sudah berjalan dengan China, Jepang, Malaysia, dan Thailand, di mana seluruh negara data bertransaksi dengan menggunakan mata uang lokal tanpa harus menggunakan dolar AS.
Baca Juga
Dia menyebut, tren peningkatan penggunaan LCT mencapai US$6,3 miliar di 2023 atau 53% dibanding tahun sebelumnya.
Oleh karena itu, Yukki mengharapkan, pemerintah dapat memberikan kemudahan administrasi penggunaan mekanisme LCT serta memperluas jumlah negara-negara mitra dagang dari pasar nontradisional.
Kadin Indonesia juga mendorong agar pemerintah dan BI memperkuat koordinasi guna menjaga stabilitas makroekonomi dan menjaga momentum pertumbuhan, termasuk juga mendorong kredit pembiayaan kepada dunia usaha.
“Sebab, dengan tingkat suku bunga BI yang lebih tinggi, tentunya dunia usaha akan mengkalkulasi kembali operasional usaha dan bisnis,” ujarnya.
Dalam hal ini, lanjutnya, dunia usaha dapat melakukan langkah antisipatif jangka pendek, seperti melakukan kalkulasi dalam mengurangi beban usaha dengan efisiensi, penundaan ekspansi atau investasi, hingga mencari bahan baku alternatif untuk mengurangi ketergantungan.
Dunia usaha turut mendorong seluruh pihak agar bekerja sama dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah dalam menghadapi perekonomian global makin penuh dengan ketidakpastian dan volatilitas yang tinggi.
Gubernur BI, Perry Warjiyo sebelumnya memperkirakan nilai tukar rupiah bergerak stabil ke depannya, sesuai komitmen bank sentral untuk terus menstabilkan Rupiah dan didukung aliran masuk modal asing, menariknya imbal hasil, rendahnya inflasi, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik.
“Ke depan nilai tukar Rupiah diperkirakan bergerak stabil,” kata Perry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur, Kamis (20/6/2024).
Perry mengatakan, pihaknya akan terus mengoptimalkan seluruh instrumen moneter, termasuk peningkatan intervensi di pasar valas, serta penguatan strategi operasi moneter melalui optimalisasi instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).
BI, lanjutnya, juga akan memperkuat koordinasi dengan pemerintah, perbankan, dan dunia usaha untuk mendukung implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejalan dengan PP No. 36/2023.