Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah kerja sama dan investasi berhasil terjadi selama pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 Bali. Komitmen itu terjadi baik bagi Indonesia selaku tuan rumah maupun bagi banyak negara, terutama negara miskin dan berkembang.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa pertemuan G20 berhasil menyatukan suara banyak negara dalam merespons kondisi global. Alhasil, berbagai kerja sama berhasil terjalin selama rangkaian pertemuan itu.
Menurut Airlangga, salah satu komitmen strategis yang tercipta dalam gelaran G20 adalah dana pandemi atau Pandemic Fund. Terdapat komitmen awal US$1,5 miliar yang menjadi dana darurat secara global untuk mengantisipasi risiko terjadinya pandemi pada masa depan.
Lalu, terdapat Special Drawing Rights (SDR) dari International Monetary Fund (IMF) dalam bentuk Resilience and Sustainability Trust. Menurut Airlangga, terdapat komitmen dana US$81,6 miliar untuk banyak negara.
"Kemudian [terdapat komitmen untuk] mendorong perubahan iklim senilai US$100 miliar. Kemudian komitmen lingkungan, memastikan 30 persen daratan dan 30 persen laut dikonservasi pada 2030, dan pengurangan degradasi tanah 50 persen pada 2040 secara sukarela," ujar Airlangga ketika membuka acara Outlook Perekonomian Indonesia Tahun 2023, Rabu (21/12/2022).
Terdapat pula Partnership for Global Infrastructure and Investment berupa pendanaan US$600 miliar dari negara-negara G7 dalam bentuk pinjaman dan hibah. Dana itu akan digunakan untuk pengembangan proyek infrastruktur berkelanjutan di negara berkembang.
Lalu, terdapat Asia Zero Emission Community dengan komitmen penyediaan dana US$500 juta untuk Indonesia. Investasi itu datang seiring dengan langkah Indonesia dalam mendorong transisi menuju energi hijau.