Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mentan Tekankan Pentingnya Kolaborasi Global Atasi Krisis Pangan di JFAMM G20

Joint Finance and Agriculture Ministers’ Meeting (JFAMM) G20 diselenggarakan untuk merespon ancaman kerawanan pangan dan gizi global.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat dijumpai di Kantor Kemenko Perekonomian di Jakarta, Rabu (24/8/2022) - BISNIS/Ni Luh Anggela 
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat dijumpai di Kantor Kemenko Perekonomian di Jakarta, Rabu (24/8/2022) - BISNIS/Ni Luh Anggela 

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menekankan pentingnya kolaborasi global untuk mengatasi krisis pangan yang saat ini banyak mengancam negara-negara di dunia.

Pernyataan tersebut ia utarakan dihadapan Para Menteri Keuangan dan Menteri Pertanian Negara - Negara G20 yang hadir pada Joint Finance and Agriculture Ministers’ Meeting (JFAMM) G20 di Washington DC, Amerika Serikat, Selasa (11/10/2022).

Pertemuan yang juga dihadiri oleh negara undangan dan internasional organisasi bidang keuangan dan pertanian ini diselenggarakan untuk merespon ancaman kerawanan pangan dan gizi global. Syahrul menjelaskan, sebagai bagian dari komunitas global, G20 berkomitmen mendukung peran krusial dari sektor pertanian dalam menyediakan pangan dan gizi bagi semua orang dan menjamin pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

“Jangan biarkan satu orangpun tertinggal di belakang, leaving no one behind,” ujar Syahrul dalam keterangannya, Rabu (12/10/2022).

Lebih lanjut, dia mengatakan, untuk mempercepat pemulihan dan membangun sektor pertanian dunia yang lebih kuat dan tangguh, para menteri keuangan dan menteri pertanian G20 telah berkomitmen untuk menghadirkan solusi bersama dalam bentuk skema pendanaan global untuk penanganan tiga isu prioritas sektor pertanian dan pangan.

Ketiga isu tersebut adalah pertama mempromosikan sistem pertanian dan pangan yang tangguh dan berkelanjutan. Kedua, mempromosikan perdagangan pertanian yang terbuka, adil, dapat diprediksi, transparan, dan non-diskriminatif untuk memastikan ketersediaan dan keterjangkauan pangan bagi semua. Ketiga, mempromosikan kewirausahaan pertanian inovatif melalui pertanian digital untuk meningkatkan penghidupan petani di pedesaan.

Syahrul menjelaskan bahwa ketiga isu prioritas tersebut saling berkaitan dan dibutuhkan sentuhan teknologi serta inovasi dalam mewujudkannya.

“Dalam konteks implementasinya, kita yakini bahwa teknologi dan inovasi menjadi kunci utama dalam upaya pengembangan sistem pertanian dan pangan yang berkelanjutan” terangnya.

Sementara itu, dilokasi yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa Presidensi G20 Indonesia telah menegaskan kembali komitmennya untuk menggunakan semua perangkat kebijakan yang tepat untuk mengatasi tantangan ekonomi dan keuangan saat ini, termasuk risiko kerawanan pangan.

"G20 siap untuk mengambil tindakan kolektif yang cepat tentang ketahanan pangan dan gizi, termasuk dengan bekerja sama dengan inisiatif lain,” kata Sri Mulyani.

JFAMM digelar sebagai tindaklanjut hasil pertemuan Deputi Keuangan dan Pertanian G20 atau Joint Finance and Agriculture Deputies Meeting (JFADM) pada 3 Oktober lalu. Pertemuan tingkat menteri yang pertama ini diharapkan dapat menjadi dasar koordinasi erat untuk menentukan cara terbaik dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan kedepan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper