Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tingkatkan Kapasitas Pembangkit EBT, PLN Minta Insentif

Untuk pencapaian target nol emisi karbon pada 2060, PLN mebutuhkan investasi untuk mencapai sebesar US$614 miliar
Kantor pusat PLN./Istimewa
Kantor pusat PLN./Istimewa

Bisnis.com, BADUNG - PT PLN (Persero) meminta dukungan insentif pemerintah seiring dengan rencana peningkatan pembangkit listrik tenaga energi baru dan terbarukan.

Direktur Perencanaan Korporat PLN, Evy Haryadi mengatakan untuk menjalankan upaya pencapaian target nol emisi karbon pada 2060, PLN mebutuhkan investasi untuk mencapai sebesar US$614 miliar. Dari jumlah itu, porsi US$596 miliar untuk investasi kapasitas listrik dan US$18 Miliar untuk investasi interkoneksi.

Menurutnya upaya ini pun perlu didukung terkait dengan pembiayaan transisi energi, melalui akses ke pembiayaan hijau berbiaya lebih rendah, hibah pembangunan dan dukungan kerja sama antar pemerintah atau negara.

Selain itu, Evy mengatakan dukungan perlu diberikan pada harga listrik, PLN membutuhkan kompensasi agar harga listrik tetap terjangkau oleh masyarakat.

"Kita membutuhkan mekanisme subsidi kompensasi untuk meringankan kenaikan biaya kepada pelanggan," ujar Evy di Nusa Dua, Bali, Selasa (30/8/2022).

Dia menambahkan kebutuhan investasi yang besar dalam penyediaan, maka diperlukan keterlibatan sejumlah pihak agar mencapai skala ekonomi.

Menurutnya hal itu dapat tercapai melalui investasi mega proyek dan berbagi teknologi oleh para pemain global di Battery Energy Storage System (BESS), Carbon Capture Storage (CCS), dan Hidrogen.

"Keempat adalah kebijakan pendukung, seperti penghapusan tarif impor dan pengenaan subsidi untuk mengurangi biaya kendaraan listrik," jelasnya.

Dia menuturkan bahwa untuk memitigasi perubahan iklim mencapai netralitas karbon PLN membutuhkan kapasitas listrik terpasang sebesar 413 gigawatt (GW) yang 75 persennya berasal dari pembangkit EBT dan didukung oleh 19 GW interkoneksi dari Sumatera, Kalimantan dan Nusa Tenggara ke Jawa.

PLN juga berencana menerapkan teknologi carbon capture and storage (CCS) atau penangkapan karbon untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), menerapkan mekanisme transisi energi dengan mempensiunkan dini PLTU dan penerapan teknologi baru seperti biomassa dan hidrogen.

"Porsi besar dalam bauran tersebut akan berasal dari energi terbarukan dengan 308 GW kapasitas terpasang," imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper