Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kementerian PUPR Revitalisasi Tiga TPA di Jawa Timur

Kementerian PUPR merevitalisasi tiga TPA di Jawa Timur untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan mengurangi pencemaran lingkungan.
Ilustrasi. Pemulung mengais sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tlekung, Batu, Jawa Timur, Rabu (24/6/2020). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Ilustrasi. Pemulung mengais sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tlekung, Batu, Jawa Timur, Rabu (24/6/2020). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

Bisnis.com, JAKARTA – Guna menciptakan lingkungan yang bersih dan mengurangi pencemaran lingkungan akibat pembuangan sampah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) merevitalisasi tiga tempat pemrosesan akhir (TPA). Ketiga TPA tersebut berlokasi di Provinsi Jawa Timur.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan penanganan masalah sampah di Provinsi Jawa Timur dapat dilakukan melalui dua aspek, yakni struktural dengan membangun infrastruktur persampahan dan non struktural seperti mendorong perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat.

“Pembangunan infrastruktur pengolahan sampah skala kota/kabupaten dinilai efektif untuk volume sampah yang tidak terlalu besar, sehingga pengurangan sampah dapat dilakukan mulai dari sumbernya. Dukungan pemerintah kabupaten atau kota juga diperlukan terutama dalam penyediaan lahan," jelas Basuki, dalam keterangannya, Rabu (18/5/2022).

Dilansir dari akun Instagram resmi Kementerian PUPR, ketiga TPA yang direvitalisasi meliputi: TPA Supit Urang, TPA Jabon, dan TPA Sekoto.

TPA Supit Urang direvitalisasi dengan menggunakan metode sanitary landfill yang dikerjakan sejak Juli 2018 dan telah selesai pada 2020. TPA ini memiliki kapasitas 953,340 m3 untuk melayani sampah rumah tangga penduduk Kota Malang sebanyak 707.015 jiwa atau setara dengan 400 ton/hari.

Pengelolaan sampah sistem sanitary landfill pada TPA Supit Urang diawali penimbangan sampah dan pemilahan sampah organik, anorganik, dan residu. 

Sampah organik diolah melalui fasilitas composting dengan muatan maksimal 15 ton/hari. Sampah anorganik akan dipilah secara manual pada sorting area berkapasitas 35 ton/hari. Sedangkan sampah residu akan dipadatkan, ditampung di landfill, dan ditimbun dengan tanah ketika muatan mencapai batas maksimal. 

Landfill adalah lahan cekung seluas 5 ha beralaskan lapisan-lapisan kedap air dan memiliki umur layanan 5-7 tahun. Fungsinya untuk mencegah air sampah yang berasal dari guyuran hujan meresap ke dalam tanah. Air sampah atau air lindi akan dialirkan melalui pipa yang ditanam pada landfill menuju pengolahan khusus. Selanjutnya air lindi dari landfill ditampung pada storage pond, lalu diolah pada kolam lindi secara berurutan. Setelah melewati rangkaian proses tersebut, air hasil olahan sudah sesuai dengan baku mutu sehingga lebih layak untuk dialirkan ke badan air penerima.

Berikutnya, TPA Sampah Jabon di Sidoarjo yang juga sudah selesai pada 2020 dengan memanfaatkan lahan seluas 18,8 ha untuk membangun pengolahan sampah sistem sanitary landfill. Sejak tahun 2018 TPA Jabon memulai pembangunan sanitary landfill seluas 5,89 ha dengan kapasitas 1.650.000 m3. 

Adapun TPA Sampah Supit Urang di Malang, TPA Jabon dibangun dengan program Program Emission Reduction in Cities–Solid Waste Management (ERIC-SWM) mampu menampung sampah rumah tangga warga Sidoarjo yang berjumlah sekitar 900.000 jiwa atau setara 450 ton/hari. Sistem pengelolaannya menggunakan teknik pemilahan berkapasitas 35 ton/hari, pengomposan berkapasitas 15 ton/hari, dan instanlasi pengolahan limbah (IPL) berkapasitas 300 m3/hari dengan umur layanan 5-7 tahun. 

Terakhir, TPA Sampah Sekoto yang telah selesai pada 2021. Layanan TPA Sampah ini dimulai sejak 1985 meliputi 9 kecamatan di Kabupaten Kediri dengan sistem open dumping. TPA ini telah melebihi kapasitas, bahkan sampai menutupi ruas-ruas jalan operasional. 

Perencanaan pembangunan TPA baru telah dimulai pada 2018 dan dimulai tahun 2020 berbasis sistem control landfill dilengkapi IPL dengan lahan seluas 4 hektar. Pembiayaan TPA Sekoto didanai melalui skema Multi Years Contract (MYC) APBN TA 2020/2021 sebesar Rp31 miliar. Adanya TPA Sekoto berdampak positif terhadap lingkungan sekitar, di antaranya berkurangnya bau menyengat dan sungai yang dulunya tercemar relatif menjadi lebih bersih. 

Kementerian PUPR menjelaskan, selama ini penanganan sampah dengan sistem penimbunan sampah terbuka atau open dumping berdampak buruk bagi lingkungan, kesehatan dan keselamatan.

Revitalisasi TPA tersebut merupakan kerja sama dengan Pemerintah Jerman dalam Program Emission Reduction in Cities (ERiC). TPA yang dioperasikan dengan sistem sanitary landfill akan meminimalisir dampak pencemaran, baik air, tanah, maupun udara. Hal ini merupakan bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim di Indonesia.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper