Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PPKM dan Omicron, Okupansi Restoran Turun Jeblok hingga 60 Persen

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mencatat selama Covid-19 varian Omicron merajalela, restoran yang berada di Jakarta turun okupansinya turun hingga 60 persen.
Pengunjung beraktivitas di kawasan Mbloc Space, Jakarta, Selasa (31/8/2021). Pemerintah melakukan perpanjangan PPKM level 3 di DKI Jakarta hingga 6 September 2021 dengan memberikan kelonggaran bagi restoran dan pusat perbelanjaan maksimum kapasitas 50 persen dari semula hanya 25 persen dan jam operasional hingga 21.00 WIB./Antara
Pengunjung beraktivitas di kawasan Mbloc Space, Jakarta, Selasa (31/8/2021). Pemerintah melakukan perpanjangan PPKM level 3 di DKI Jakarta hingga 6 September 2021 dengan memberikan kelonggaran bagi restoran dan pusat perbelanjaan maksimum kapasitas 50 persen dari semula hanya 25 persen dan jam operasional hingga 21.00 WIB./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bidang Restoran Emil Arifin menyampaikan adanya penurunan tingkat kunjungan atau okupansi restoran di Jakarta.

Selama Covid-19 varian Omicron merajalela, restoran yang berada di Jakarta turun okupansinya turun hingga 60 persen. Bahkan, menurut Emil hal tersebut terjadi sejak sebelum penetapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3.

“Khusus untuk di Jakarta, pengunjung ke Resto sepi mungkin rata-rata turun 60 persen. Sebelum ada pengumuman PPKM, resto sudah sepi,” ujar Emil ketika dihubungi Bisnis, (16/2/2022).

Emil menilai bahwa banyak masyarakat yang memilih tidak akan keluar rumah saat situasi seperti ini, meskipun pemerintah membolehkan.

“Tanpa diberi tahu oleh pemerintah, masyarakat DKI sudah pintar mereka sudah otomatis tidak datang dengan sendirinya jika ada Covid-19 terjangkit,” lanjutnya.

Penurunan kunjungan ini menyebabkan penumpukan bahan baku pada restoran. Emil menambahkan kendala lain adalah para pelaku usaha restoran tidak mendapatkan potongan harga pajak bumi bangunan dari pemerintah sehingga banyak yang tutup atau relokasi tempat.

Menurutnya, kondisi ini dapat pulih tergantung pada pelanggan dalam menentukan waktu yang aman untuk pergi makan di restoran.

“Kita tidak tahu kapan akan berakhir orang yang tidak mau datang ini. Demand hilang kapan kembalinya. Karena sekarang tergantung keyakinan customer kapan amannya bepergian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper