Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Author

Anang Rizkani Noor

Advisor PT Nusa Halmahera Minerals

Lihat artikel saya lainnya

Tesla dan Komunikasi Publik

Kunci soal investasi Tesla sebetulnya bukan sebanyaknya memberikan informasi kepada publik tetapi kepatuhan kepada kesepakatan bersama.
Fasilitas produksi Tesla Inc di Amerika Serikat. - REUTERS
Fasilitas produksi Tesla Inc di Amerika Serikat. - REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Publik Indonesia kaget ketika mendengar kabar bahwa Tesla memutuskan untuk membangun pabrik mobil listriknya di Kota Karnataka, India Selatan.

Harapan datangnya Tesla dimulai ketika Presiden Jokowi dalam pertemuan daring mengundang Elon Musk, CEO Tesla Inc untuk berinvestasi di Indonesia. Pembicaraan ditindaklanjuti dengan rencana kedatangan tim Tesla ke Indonesia, tetapi sejauh ini belum terlaksana.

Pemerintah segera menanggapi kabar dari India tersebut. Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menkomarinves) Luhut Pandjaitan menyatakan dalam pembicaraan dengan Tesla memang tidak secara khusus dibahas mengenai pembuatan mobil listrik. Begitu pula Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan pihak Indonesia masih berbicara dengan Tesla.

Tabir mulai terbuka ketika Pertamina melalui Direktur Utama Nicke Widyawati menjelaskan bahwa Tesla tidak membahas baterai litium untuk mobil listrik. Mereka lebih tertarik proyek Electronic Storage System (ESS), semacam power bank yang dapat menyimpan energi hingga ratusan megawatt.

Namun, Deputi Investasi dan Pertambangan Kemenkomarinves Septian Hario Seto mengatakan para pihak terikat Non Disclosure Agreement (NDA), perjanjian yang melarang para pihak membocorkan isi pembicaraan atau negosiasi yang sedang berlangsung.

Berbagai pernyataan pejabat publik yang berbeda membuat masyarakat tidak mendapat informasi yang jelas sehingga menimbulkan pertanyaan. Apalagi, Tesla tidak mengeluarkan pernyataan apapun.

Tak dapat disalahkan bila ada yang beranggapan bahwa ini hanya klaim sepihak saja karena ada pengalaman pada 2019 lalu bahwa 33 perusahaan China yang memindahkan lokasi operasinya tidak satu pun datang ke Indonesia. Mereka memilih pindah ke Vietnam, Kamboja, Thailand, dan Malaysia. 

Dalam masa pandemi ini, selain menangani Covid-19 pemerintah juga mempunyai tugas berat, yakni memulihkan ekonomi yang terdampak hebat. Komunikasi publiknya memang dilakukan dengan tujuan agar masyarakat mendukung langkah yang ditempuh pemerintah.

Komunikasi publik kerap berhimpit dengan pendekatan press agentry (agen pemberitaan), yaitu membanjiri informasi satu arah untuk menciptakan citra organisasi dengan berita, iklan, bahkan hadiah.

Sebagian konsultan public relations (PR) pengikut mazhab yang sebenarnya sudah ketinggalan zaman ini mengajarkan kepada klien mereka bahwa semakin banyak berita positif semakin bagus citranya.

Sebenarnya, PR sekarang sudah berkembang mengarah kepada konsep two way symmetrical, yaitu bukan membanjiri pihak eksternal dengan informasi, tetapi secara seimbang juga mendengar, memahami aspirasi pihak luar terhadap organisasi untuk diolah menjadi kebijakan yang menjaga harmoni.

Doorley, J dan Garcia, H.F (2015) dalam buku Reputation Management: The Key to Successful Public Relations and Corporate Communications mengatakan reputasi itu terbentuk dari gabungan tiga komponen, yaitu kinerja, komunikasi, dan perilaku.

Bagi sebuah organisasi yang berkinerja lemah, lalu dipoles pemberitaannya supaya terlihat bagus, bisa saja pada saat itu orang percaya tetapi tidak akan bertahan lama. Untuk menjaganya, harus terus membanjiri berita seperti propaganda.

Sebaliknya, kinerja yang bagus apabila tidak dikomunikasikan dengan efektif, orang tidak tahu, sehingga tidak terbentuk reputasi. Perilaku positif organisasi dan individunya akan melancarkan jalan mencapai reputasi.

Dalam organisasi publik perlu ditempatkan orang yang mempunyai keahlian PR yang strategis. Dozier, D.M, Grunig, L.A, dan Grunig, J.E (1995) dalam Manager’s Guide to Excellence in Public Relations and Communication Management melihat PR perlu lebih strategis, bukan hanya diletakkan pada level teknis seperti menyelenggarakan acara, membuat rilis media atau konperensi pers.

Kunci soal investasi Tesla sebetulnya bukan sebanyaknya memberikan informasi kepada publik, tetapi kepatuhan kepada kesepakatan bersama. Tesla memilih tidak memberi keterangan apapun sampai terdapat kejelasan serta melaporkan kepada otoritas bursa saham terlebih dulu.

Tesla tidak ingin mengulang pengalaman pada 2019 ketika didenda US$20 juta dan CEO Elon Musk dibatasi penggunaan medsosnya akibat melanggar ketentuan kerahasiaan. Aturan itu dibuat untuk melindungi pemegang saham saat perusahaan mempunyai informasi material. Aturan bursa sangat ketat dalam hal ini berikut sanksinya.

Menempuh jalan tengah dengan memberitahu publik bahwa sedang bernegosiasi tapi tidak memberitahu rinci dengan alasan terikat NDA, itu pun sudah di luar kesepakatan. Memberi informasi yang tidak lengkap, potensial memicu persoalan baru. Saat membicarakan sebuah kesepakatan, diam adalah emas.

Setelah menandatangani kerahasiaan informasi, semua pihak disiplin dalam satu komando agar tidak ada satu individu atau badan pun yang membocorkan kepada publik sebelum waktunya. Untuk berbicara kepada publik, sebaiknya pun dilakukan bersama atau joint statement pada momen tertentu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper