Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Keramik Optimistis Tingkat Utilisasi Bisa Kembali Normal

Pabrikan keramik nasional pada tahun lalu berhasil menjaga utilitas di sekitar level 65 persen. Adapun, volume keramik yang dihasilkan mencapai 352 juta sqm dengan kapasitas terpasang mencapai 540 juta sqm.
Kerajinan keramik Malang, Jawa Timur./Bisnis-Reni Lestari
Kerajinan keramik Malang, Jawa Timur./Bisnis-Reni Lestari

Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku industri keramik memproyeksi tingkat utilisasi pada akhir 2020 ini dapat kembali ke angka normal seperti sebelum ada pandemi Covid-19 yaitu 65 persen.

Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto mengatakan pihaknya telah menyambut baik realisasi harga gas US$6 per mmbtu Agustus untuk industri yang berada di Jawa bagian Barat dan Sumatera, sedangkan industri yang berada di Jawa bagian Timur mulai September ini.

Edy mengatakan harga gas US$6 per mmbtu ini berlaku surut mulai 13 April lalu. Artinya, stimulus harga gas ini sangat membantu peningkatan daya saing industri keramik dan sekaligus membantu percepatan pemulihan industri keramik nasional di tengah krisis akibat pandemi Covid-19.

"Terbukti per awal September ini utilisasi kapasitas nasional sudah berangsur naik ke angka 57 persen di mana saat April pernah drop ke 30 persen," katanya kepada Bisnis, Jumat (11/9/2020).

Edy menyebut harapan Asaki untuk membantu arus kas industri yang masihh berat yakni dengan PGN bisa segera merekonsiliasi kelebihan bayar akibat selisih harga lama dan harga tertentu di bulan depan atau Oktober mendatang.

Menurut Edy, langkah dan waktu yang tepat oleh pemerintah sangat diapresiasi oleh Asaki di mana selain stimulus harga gas yang lebih berdaya saing, mulai September ini safeguard untuk produk impor dari India dan Vietnam sudah berjalan.

Alhasil, industri keramik Tanah Air bisa lebih berdaya saing untuk menggenjot pasar ekspor di tengah permintaan dalam negeri yang belum pulih. Adapun ekspektasi Asaki angka ekspor pada 2020 ini bisa meningkat minimal 10 persen dibanding tahun lalu.

"Kami akan mulai agresif melakukan ekspor terutama ke negara-negara Asean seperti Filipina, Malaysia, Thailand dan lainnya seperti Taiwan, Amerika Serikat, dan Australia," ujar Edy.

Adapun pabrikan keramik nasional pada tahun lalu berhasil menjaga utilitas di sekitar level 65 persen. Adapun, volume keramik yang dihasilkan mencapai 352 juta sqm dengan kapasitas terpasang mencapai 540 juta sqm.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper