Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah ekonom menilai perlu bantalan yang lebih tebal dalam upaya penyelamatan manufaktur di tengah tekanan virus corona atau Covid-19.
Misalnya, terkait hadirnya insentif listrik untuk industri padat karya dengan memberikan diskon 50-60 persen dari tarif listrik.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan insentif listrik memang tidak bisa dilakukan sendirian oleh PLN karena akan menjadi beban operasional perseroan.
Pemerintah pun harus melakukan sejumlah kebijakan fiskal misalnya meningkatkan subsidi listrik, atau skema suntikan Penyertaan Modal Negara atau PMN secara lebih besar ke PLN.
"Angkanya nanti memperhitungkan berapa banyak industri padat karya yang layak diberikan subsidi. Kemudian juga penting untuk menurunkan harga gas industri jika saat ini sudah menjadi US$6 per MMBTU dalam kondisi krisis idealnya bisa lebih rendah lagi," katanya kepada Bisnis, Jumat (17/4/2020).
Dari sisi pekerja, Bhima menilai soal skema bantuan langsung tunai atau BLT juga dapat diperbesar termasuk dengan merombak kartu pra kerja agar dapat mendorong daya beli. Ujungnya kalau daya beli naik maka permintaan produk industri juga akan meningkat.
Selain itu, skema penangguhan cicilan atau bunga bagi dunia usaha tidak hanya merujuk nilai Rp10 miliar, tetapi bisa dipertimbangkan juga sektor usaha yang mendapatkan insentif tersebut.
Sebut saja, seperti industri padat karya yang besar seperti alas kaki, tekstil dan otomotif.
Sementara itu, Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal pernah mengatakan sejumlah hal sudah dilakukan pemerintah baik stimulus untuk pelaku usaha hingga pekerja.
Salah satunya melalui penangguhan dan pemotongan pajak dari sisi fiskal dan keringanan kredit dari sisi moneter. Namun, menurutnya, hal itu belum akan cukup sebagai bantalan dalam menjalani masa sulit saat ini.
"Kita bisa belajar dari negara lain, seperti Kanada saat ini pemerintahnya memberikan subsidi bagi industri untuk tetap menggaji pekerjanya. Hal ini agar isu merumahkan pekerja hingga melakukan PHK dapat terhindarkan," katanya.
Fithra mengemukakan subsidi tagihan listrik untuk pelaku usaha dapat diberikan guna mengurangi beban operasional.
Menurutnya, penghentian mobilitas dengan kebijakan PSBB terutama di Jakarta terbukti telah memberikan dampak yang signifikan terhadap industri.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menambahkan perluasan stimulus yang diberikan pemerintah tidak hanya merujuk sektor industri tertentu, tetapi untuk seluruh sektor termasuk industri manufaktur.
"Memang stimulus itu harus tepat waktu juga karena percuma pemerintah mengeluarkan stimulusnya untuk membantu dunia usaha ketika wabah covid-19 masih dipuncaknya," ujarnya.
Piter menilai stimulus recovery economy akan Lebih efektif diberikan ketika wabah sudah mulai surut dan perekonomian mulai kembali bangkit. Stimulus ditujukan untuk mempercepat recovery economy termasuk didalamnya stimulus ke sektor industri manufaktur.