Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Virus Corona, Pasar Internasional Maskapai Bisa Terpukul

Diprediksi akan ada penurunan jumlah penumpang hingga 60 persen bagi maskapai di wilayah Asia, sementara untuk maskapai nasional hanya 10 persen.
Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan, Provinsi Hubei, China menaiki tangga pesawat udara usai menjalani masa observasi di Hanggar Pangkalan Udara TNI AU Raden Sadjad, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu (15/2/2020). Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan secara resmi telah memulangkan 238 WNI ke daerah masing-masing karena telah dinyatakan sehat. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan, Provinsi Hubei, China menaiki tangga pesawat udara usai menjalani masa observasi di Hanggar Pangkalan Udara TNI AU Raden Sadjad, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu (15/2/2020). Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan secara resmi telah memulangkan 238 WNI ke daerah masing-masing karena telah dinyatakan sehat. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Maskapai nasional dinilai harus bersiap dengan penurunan jumlah penumpang asal Singapura, Jepang, dan Korea Selatan seiring dengan meluasnya penyebaran virus Corona (Covid-19).

Konsultan penerbangan dari CommunicAvia Gerry Soejatman mengatakan ketiga negara tersebut telah menjadi pangsa pasar tradisional rute penerbangan internasional bagi maskapai Indonesia. Diprediksi akan ada penurunan jumlah penumpang hingga 60 persen bagi maskapai di wilayah Asia, sementara untuk maskapai nasional hanya 10 persen karena sebagian besar masih didominasi pasar domestik.

"Penurunan jumlah penumpang antara Indonesia dan Singapura saja akan berdampak pada Garuda Indonesia Group, Lion Air Group, dan Indonesia Air Asia," jelasnya, Minggu (23/2/2020).

Gerry memaparkan Jepang merupakan pasar yang cukup besar bagi pariwisata Indonesia, ekspor Indonesia, serta merupakan gerbang baik barang maupun penumpang ke Amerika Serikat. Tidak menutup kemungkinan Indonesia bakal memutuskan hubungan perjalanan udara dengan Jepang meskipun sangat rendah.

Sementara dibandingkan dengan Jepang, lanjutnya, kondisi Korsel termasuk paling mengkhawatirkan karena pertumbuhan kasus Corona cukup pesat danmenjadi negara terjangkit terbesar setelah China. Negeri Ginseng ini juga termasuk gerbang kedua untuk perjalanan dan perdagangan melalui udara antara Indonesia dan Amerika Serikat.

Di sisi lain, imbuhnya, Singapura yang merupakan salah satu negara terjangkit virus Covid-19 adalah salah satu pintu gerbang internasional dari dan ke Indonesia. Hal tersebut berisiko pada penurunan permintaan penerbangan.

"Makin cepat [suatu negara] pulih [dari penyebaran virus], makin cepat penerbangan dunia bisa mulai stabil dengan naiknya permintaan," ujarnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Desember 2019, dari 1,38 juta kunjungan wisman sebanyak 207.300 orang berasal dari Singapura atau 15,1 persen. Wisman asal Singapura merupakan kunjungan terbanyak kedua setelah Malaysia yang mencapai 239.800 orang.

Adapun, penurunan jumlah kunjungan terbesar terjadi dari Hong Kong sebesar 64,69 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/y-o-y).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper