Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bandara Kediri Mulai Dibangun April 2020, Bagaimana Statusnya?

Lokasi Bandara Kediri sudah ditetapkan serta sudah diselesaikan studinya sehingga tinggal menanti rekomendasi RTRW.
Pengendara sepeda motor melintas di depan area Helipad Surya Air milik PT. Gudang Garam di Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (17/3). Perusahaan rokok tersebut berencana membangun bandara komersil di wilayah Kediri dengan panjang runway 2.300 meter untuk penerbangan pesawat jenis boeing airbus berpenumpang 128-130 orang./Antara-Prasetia Fauzani
Pengendara sepeda motor melintas di depan area Helipad Surya Air milik PT. Gudang Garam di Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (17/3). Perusahaan rokok tersebut berencana membangun bandara komersil di wilayah Kediri dengan panjang runway 2.300 meter untuk penerbangan pesawat jenis boeing airbus berpenumpang 128-130 orang./Antara-Prasetia Fauzani

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan akan mempercepat proyek Bandara Kediri Jawa Timur dengan menargetkan pembangunan mulai 16 April 2020.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Kemenhub, Polana B. Pramesti, menuturkan memang sempat terjadi penundaan pembangunan, sehingga pihaknya bersama sejumlah pemangku kepentingan berupaya melakukan percepatan. 

"[Pertama] intinya ada beberapa isu yang dibahas terutama terkait pembebasan lahan sudah ada solusi. Kedua, tentang penetapan lokasi di mana, kuncinya adalah rekomendasi Gubernur untuk bandara sudah sesuai dengan rencana tata ruang wilayah [RTRW]," paparnya, Kamis (16/1/2020). 

Terkait dengan lokasi bandara, paparnya, sudah ditetapkan lokasi serta sudah diselesaikan studinya sehingga tinggal menanti rekomendasi RTRW.

Polana menegaskan pembebasan lahan yang sempat terkendala sudah mencapai 98% sementara target pembangunan (ground breaking) pada 16 April 2020.

Polana menegaskan pembangunan bandara ini menggunakan skema Kerja sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) unsolicited atau kerja sama yang tidak diprakarsai oleh pemerintah.

Dengan demikian, pembangunan dan pengelolaannya dibiayai penuh oleh mitra swasta. "Jadi akan dibiayai oleh mitra di mana mitra KPBU akan disesuai dengan hasil kesepakatan kemungkinan biaya bukan pemerintah tapi badan usaha," jelasnya. 

Polana menuturkan mitra yang diajak kerja samanya yakni PT Gudang Garam Tbk., melalui anak usahanya PT Surya Dhoho Investama (PT SDI). Kemudian pengelolaannya akan diserahkan kepada PT Angkasa Pura I (Persero).

Menurutnya, bangkitan penumpang awal mencapai 1,5 juta penumpang yang akan dibangun dalam tiga tahap dengan terminal ultimate nantinya berkapasitas 4 juta penumpang. Dengan landas pacu 3.300 meter x 45 meter.

Terkait kemungkinan menjadi bandara internasional, dia belum memutuskan , karena di wilayah tersebut sudah ada Bandara Internasional Djuanda, di Surabaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper