Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku industri alas kaki berharap pemerintah tetap memberikan dukungan kebijakan guna mendukung aliran pembiayaan kepada sektor manufaktur di tengah perkiraan melambatnya pertumbuhan kredit dan pengetatan standar penyaluran oleh perbankan.
Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri mengakui pengetatan standar penyaluran kredit modal kerja dan investasi oleh perbankan akan memengaruhi sektor manufaktur. Apalagi, jelas dia, para pelaku industri yang berorientasi ekspor dan berniat untuk membuka pasar baru yang masih dihadapkan pada ketidakpastian.
Oleh karena itu, dia berharap pemerintah memberikan kebijakan yang tetap mendorong aliran kredit kepada pelaku usaha.
"Pastinya akan menganggu. Di satu sisi pasarnya tidak pasti, di sisi lain harus ada risiko yang di-share ketika membuka pasar baru," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (16/1/2020).
Firman mengatakan pelaku industri alas kaki, khususnya yang berorientasi ekspor, sangat membutuhkan tambahan modal kerja baru dari perbankan. Menurutnya, pada tahun ini peluang hadirnya pasar ekspor baru pada 2020 kian terbuka.
Pelaku usaha, jelasnya, membutuhkan dukungan pembiayaan dan juga jejaring yang luas dari perbankan.
"Untuk ekspor, butuh perbankan yang punya networking, selain suku bunga yang kompetitif. Jadi, pengetatan itu tentu akan sangat berpengaruh.