Bisnis.com, JAKARTA—BP Berau Ltd. dan PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari (PNEP) menandatangani perjanjian sewa jangka panjang kapal Platform Support Vessel (PSV) Ketiga yang berdampak pada peningkatan efisiensi hingga US$9,5 juta.
Kapal PSV ketiga ini melengkapi dua PSV lainnya milik PT Wintermar yang telah terpilih melalui proses lelang. Kapal PSV merupakan kapal yang dirancang khusus untuk menyelesaikan berbagai tugas dalam mendukung kebutuhan platform minyak lepas pantai (offshore) yang diantaranya untuk mengangkut barang dan personil dari dan menuju platform minyak lepas pantai maupun ke anjungan pengeboran (rig).
Penandatanganan dilakukan oleh Operations Executions Manager Procurement & Supply Chain Management (PSCM) BP Berau Ltd., Fendi Leks dan Direktur Utama PNEP Eka Taniputra. Penandatanganan tersebut turut disaksikan Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas Tunggal, Kepala Divisi Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa SKK Migas Erwin Suryadi, serta Vice Presdient PSCM BP Berau Ltd. James Tehubijuluw.
Vice President Procurement & Supply Chain Management BP Berau Ltd. James Tehubijuluw mengatakan dalam melakukan kegiatan operasi, kami berkomitmen untuk membawa manfaat bagi para pemangku kepentingan di sekitar wilayah operasi kami.
Area operasi kapal PSV ini berada di wilayah kerja pengeboran offshore Tangguh LNG dengan jangka waktu Kontrak selama empat tahun pasti dan tiga tahun opsional. Dengan spesifikasi deck space lebih dari 600 m2, kemampuan dynamic positioning (DP-2), 4000bbls mud capacity serta akomodasi sebanyak 20 orang yang dilengkapi dengan sistem firefighting.
“Melalui komitmen pengembangan kapasitas galangan kapal lokal di dalam kontrak PSV ini, kami yakin akan dapat mengembangkan kapasitas usaha lokal bidang kemaritiman agar menjadi lebih kompetitif,” ujarnya, dalam keterangan tertulis, Sabtu (16/11/2019).
Untuk mendukung Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2018 tentang pemberdayaan Industri dalam negeri, untuk pertama kalinya BP mensyaratkan kewajiban di dalam kontrak ini agar Kontraktor secara partisipatif melakukan pengembangan kapasitas lokal dengan melakukan kerja sama dengan galangan kapal di Teluk Bintuni dan/atau Kota Sorong.
Pengembangan kapasitas diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi industri maritim lokal dimana dapat meningkatkan standar kualitas galangan kapal. Sejauh ini pemanfaatan galangan kapal lokal adalah menangani kegiatan perbaikan terhadap kerusakan kapal, namun spare part dan teknisi didatangkan dari luar Papua.
Berdasarkan Road Map Maintenance Facility, diharapkan galangan kapal lokal mempunyai teknisi yang bisa menangani perbaikan peralatan kritikal, ketersediaan spare part dan memilki fasilitas dry docking untuk kapal sejenis.
Kepala Divisi Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa SKK Migas Erwin Suryadi mengatakan terobosan pemanfaatan fasilitas perawatan kapal lokal ini merupakan hal yang pertama kali dilakukan oleh BP Berau Ltd.
Dengan adanya perjanjian jangka panjang ini akan menghasilkan operasi yang lebih efisien dengan penghematan sekitar US$9,5 juta selama jangka waktu kontrak.
“Selain itu juga memberikan multiplier effect yang lebih luas di antaranya terhadap industri perkapalan provinsi Papua tempat KKKS beroperasi serta penyerapan tenaga kerja papua untuk crew sampai dengan akhir periode kontrak.” tambahnya.
