Bisnis.com. JAKARTA - Menko Maritim Luhut B. Pandjaitan menerima proposal pembentukan dana abadi atau sovereign wealth fund (SWF) dari pemerintah Uni Emirat Arab.
Dia mengatakan delegasi Indonesia telah berdiskusi dengan Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), Menteri Energi, CEO Mubadala, dan beberapa pejabat tinggi di Abu Dhabi tentang SWF.
Berdasarkan hasil pertemuan itu, terdapat dua hal yang mungkin dilakukan.
Pertama, implementasi investasi ADIA sekitar US$1 miliar pada proyek properti, real estate, termasuk pengembangan destinasi wisata dan proyek-proyek swasta lainnya.
Kedua, membentuk Indonesian Sovereign Wealth Fund yang akan menjadi pooling dana investasi dari berbagai negara, termasuk UEA. Dengan begitu, investasi ke Indonesia dapat ditingkatkan secara bertahap menjadi US$5 miliar-US$10 miliar dan seterusnya. Dana ini juga bisa digunakan untuk pembiayaan proyek-proyek infrastruktur atau investasi secara umum.
"Usulan ini akan segera kami pelajari dan saya harap keputusan soal ini tidak akan lama,” ujar Luhut dalam siaran pers seusai pertemuan di Abu Dhabi, Kamis (19/9/2019).
Menurut dia, UEA akan berkunjung ke Indonesia bulan depan untuk bertemu dengan Kementerian Keuangan dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) untuk membahas skema dan peraturan perundangan yang diperlukan, guna membentuk SWF. UEA juga akan berbagi pengalaman dengan Indonesia dalam pembentukan wealth fund dengan India dan Mesir.
Luhut memandang efisiensi pemanfaatan aset-aset negara yang dikelola BUMN dapat ditingkatkan dengan konsep pengelolaan oleh SWF. Kendati kepemilikan saham pemerintah dibawah 50%, dengan kontrak yang baik, pemerintah tetap dapat mengendalikan BUMN tersebut.
Dana abadi atau SWF adalah lembaga finansial yang dimiliki oleh negara yang memiliki atau mengatur dana publik dan menginvestasikannya ke aset–aset yang luas dan beragam dengan tujuan untuk mendapat return yang lebih besar.
Di Abu Dhabi, Indonesia dan UEA juga membicarakan kerja sama lain.
Di sektor energi, Pertamina dan Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) sepakat untuk mengembangkan kerja sama di sektor hilir. Pembahasan meliputi partisipasi ADNOC di RDMP (refinery development master plan) Balikpapan, Balongan, dan Dumai. Pertamina juga bertemu dengan Mubadala untuk memperluas investasi Mubadala di sektor hulu, a.l. partisipasi Mubadala di blok Rokan. Finalisasi proyek akan segera dilakukan agar dapat segera diimplementasikan.
Di sektor pertanian, UEA menyetujui untuk berinvestasi di pertanian di Kalimantan Tengah. Tanah seluas 100.000 hektare akan ditanami buah-buahan tropis, seperti buah naga.
Terkait hal ini, UEA mengatakan dapat segera berinvestasi dalam dua bulan mendatang jika harga sewa tanah, kontrak, dan komposisi saham daerah bisa disepakati, serta perizinan dan surat-menyurat bisa selesai dalam waktu dekat.
Dalam pertemuan itu, delegasi UEA berharap Presiden RI bisa memenuhi undangan Putera Mahkota Syekh Mohamed bin Zayed Al Nahyan untuk hadir pada acara Zayed Sustainability Prize dan menyampaikan pidato kunci pada upacara pembukaan Abu Dhabi Sustanability Week di Abu Dhabi pada 13 Januari 2020.