Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Jokowi Klaim Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Menggembirakan di Tengah Perlambatan Dunia

Tren pertumbuhan ekonomi nasional naik dari 4,88 persen pada 2015, menjadi 5,06 persen pada semester I/2019.
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato dalam Sidang Tahunan MPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019)./ANTARA FOTO-Sigid Kurniawan
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato dalam Sidang Tahunan MPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019)./ANTARA FOTO-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengklaim indikator ekonomi Indonesia selama 5 tahun terakhir menunjukkan capaian menggembirakan di tengah perlambatan ekonomi dunia.

Pasalnya, Presiden Jokowi mengatakan tren pertumbuhan ekonomi nasional mengalami peningkatan dari 4,88 persen pada 2015, menjadi 5,06 persen pada semester I/2019.

Keberhasilan itu diikuti  penurunan angka pengangguran menjadi 5,01 persen pada Februari 2019 dari Februari 2015, serta jumlah penduduk miskin yang berkurang menjadi 9,41 persen pada Februari 2019 dari 11,22 persen pada Februari 2015.

"Berbagai capaian tersebut tidak terlepas dari reformasi fiskal yang telah kita lakukan. Kita tidak lagi menggunakan pola money follows function, tetapi
money follows program," papar Jokowi, dalam sambutan Nota Keuangan 2020, Jumat (16/8/2019).

Saat ini, dia mengungkapkan pemerinah tidak lagi berorientasi pada proses dan output, melainkan kepada impact dan outcome.

Ketimpangan pendapatan juga diklaim terus menurun, ditunjukkan dengan semakin rendahnya rasio gini dari 0,408 pada Maret 2015, menjadi 0,382 pada Maret 2019.

Terkait dengan hal tersebut, Kepala Negara menyatakan pengelolaan fiskal harus berorientasi pada efisiensi dan keadilan demi menjawab tantangan ekonomi ke depan. Menurutnya, tantangan ekonomi ke depan makin berat dan kompleks karena situasi ekonomi global sedang dilanda ketidakpastian.

"Beberapa emerging market sedang mengalami krisis dan beberapa negara sedang mengalami pertumbuhan negatif," ucap Jokowi.

Dia menambahkan capaian-capaian positif tersebut harusnya menjadi pemicu semangat untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik lagi. Tantangan perang dagang di sejumlah negara, depresiasi nilai mata uang, dinilai harus membuat Indonesia makin waspada terhadap risiko perlambatan ekonomi dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper