Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gejolak Ekonomi Global Akibat Perang Dagang Diperkirakan Tak Bertahan Lama

Gejolak ekonomi global yang dipicu oleh perang dagang antara Amerika Serikat dan China diperkirakan tidak akan bertahan lama. 
Deputi Gubernur Senior (DGS) Bank Indonesia Mirza Adityaswara menyampaikan kondisi terkini perekonomian Indonesia, sebelum berakhirnya masa tugas sebagai DGS, di Jakarta, Selasa (23/7/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Deputi Gubernur Senior (DGS) Bank Indonesia Mirza Adityaswara menyampaikan kondisi terkini perekonomian Indonesia, sebelum berakhirnya masa tugas sebagai DGS, di Jakarta, Selasa (23/7/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA -- Gejolak ekonomi global yang dipicu oleh perang dagang antara Amerika Serikat dan China diperkirakan tidak akan bertahan lama. 

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara menyatakan, kondisi ekonomi global yang sangat dipengaruhi perang dagang AS-China diprediksi tidak akan bertahan lama.

Dia memprediksi, motif perang dagang ini adalah agenda politik Presiden AS Donald Trump. Utamanya dengan retorika tentang anti migran, impor luar Amerika, yang menjadi instrumen untumlk motif politik menghadapi 2020.

"Ini bukan fenomena permanen bagi ekonomi global. Tapi kemudian ini akan ada pada 2020 karena pemilu baru November," katanya dalam acara perpisahan pada hari terakhir jabatan sebagai BI 2, Selasa (23/7/2019).

Mirza menyebut perang dagang bisa dimanfaatkan Indonesia untuk menangkap peluang beralihnya investasi asing yang ke China.

"Investasi itu beralih ke negara lain dan bagaimana kita menangkap diversifikasi dari investasi Tiongkok ke luar dari China," tutur Mirza.

Dia menyebut saat ini yang berhasil menarik peluang investasi masuk ke negaranya adalah Vietnam dan Thailand. Oleh sebab itu, Indonesia pun harus bisa menangkap peluang itu.

Adapun arah kebijakan fiskal untuk mendorong ekspor, keinginan fiskal untuk menangkap investasi yang keluar dari China, menurut Mirza, sudah mulai dilakukan pemerintah.

"Kini tinggal eksekusinya tapi perlu koordinasi antara pusat dan daerah, kementerian dan lembaga," pungkasnya.

Dia juga mendorong upaya investasi dengan menaikkan volume ekspor melalui perjanjian bilateral multilateral dengan berbagai negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper