Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DIRJEN PERHUBUNGAN DARAT BUDI SETIYADI : “Harus Ada Perubahan Budaya”

Persoalan transportasi darat di Indonesia semakin kompleks. Berbagai tantangan seperti lonjakan jumlah kendaraan bermotor menuntut adanya kebijakan strategis yang dapat menarik minat masyarakat beralih ke transportasi massal. Apa saja strateginya?
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi meresmikan Terminal Barang Internasional Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Senin (29/4/2019). Dia mengatakan, terminal ini merupakan terminal barang internasional pertama di kawasan perbatasan di Indonesia./Bisnis-Istimewa
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi meresmikan Terminal Barang Internasional Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Senin (29/4/2019). Dia mengatakan, terminal ini merupakan terminal barang internasional pertama di kawasan perbatasan di Indonesia./Bisnis-Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Persoalan transportasi darat di Indonesia semakin kompleks. Berbagai tantangan seperti lonjakan jumlah penduduk dan kendaraan bermotor menuntut adanya kebijakan strategis yang dapat menarik minat masyarakat beralih ke transportasi massal. Untuk menggali lebih jauh ihwal langkah strategis yang akan dijalankan, Bisnis mewawancarai Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi. Berikut petikannya:

Apa saja program prioritas yang Anda jalankan pada tahun ini?

Untuk transportasi online sudah mulai diatur, baik ojek online maupun taksi online. Namun, hal tersebut masih akan kami kaji terus ke depan perkembangannya. Selain itu, kami juga akan melakukan perbaikan angkutan umum, khususnya di perkotaan.

Dari program-program prioritas yang dijalankan, ada beberapa indikator untuk menentukan mana program yang mau lebih didorong lagi pelaksanaannya. Hal-hal yang menjadi pertimbangan adalah dari sisi komitmen, keseriusan, dan keberlanjutan dari apa yang telah kami kerjakan.

Program-program yang kami kerjakan ini tidak bisa hanya short term, tetapi mesti long term. Ini karena yang kami kerjakan harus ada perubahan budaya, perilaku, dan perubahan ekosistem. Bukan bermaksud membela diri, melainkan kalau dikatakan eksosistem yang sekarang masih belum sesuai.

Apa yang dimaksud dengan ekosistem yang belum sesuai?

Misalnya, soal ODOL [over dimension overload], sebetulnya banyak persoalan di dalamnya. Kalau bicara rancang bangun itu terkait dengan karoseri, ada bermacam-macam jenisnya mulai dari yang besar, menengah, kecil, dan lebih kecil lagi yang membuat odong-odong itu.

Mereka tidak pernah tahu regulasi, tetapi yang di atasnya sebenarnya tahu aturan, tetapi tabrak-tabrak saja . Ada yang menengah dia kadang comply regulasi, dan kadang dia sesuai pesanan saja. Nah, yang besar ini mereka biasanya comply, karena perusahan paham dengan regulasi, dan mengedepankan pengerjaan kendaraan-kendaraan yang sesuai ketentuan seperti biasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hendra Wibawa
Sumber : Bisnis Indonesia

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper