Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Keanekaragaman Hayati & Tren Alami Jadi Peluang Industri Kosmetik dan Jamu

Tren masyarakat untuk kembali ke alam (back to nature) menjadi peluang bagi produk kosmetik dan obat tradisional untuk berkembang, bahkan merambah pasar ekspor. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang belum banyak dimanfaatkan secara optimal.
Pameran produk bahan baku industri farmasi, pangan fungsional, serta produk nutrisi dan kesehatan pada CPhI South East Asia dan Hi South East Asia 2017 di Jakarta, Rabu (22/3)./JIBI-Dwi Prasetya
Pameran produk bahan baku industri farmasi, pangan fungsional, serta produk nutrisi dan kesehatan pada CPhI South East Asia dan Hi South East Asia 2017 di Jakarta, Rabu (22/3)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA—Tren masyarakat untuk kembali ke alam (back to nature) menjadi peluang bagi produk kosmetik dan obat tradisional untuk berkembang, bahkan merambah pasar ekspor. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang belum banyak dimanfaatkan secara optimal.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan produk kosmetik dan obat tradisional berbahan alami, seperti produk-produk spa yang berasal dari Bali, cukup diminati oleh wisatawan luar negeri. Dari aspek bahan baku, Indonesia memiliki banyak sumber hayati, baik yang berasal dari darat maupun laut.

“Beberapa belum banyak dikembangkan, seperti ganggang laut, marine collagen yang potensial untuk dikembangkan di pasar lokal dan global. Oleh karena itu, sinergi R&D di industri ini menjadi strategis antara pelaku usaha, lembaga riset, dan universitas,” ujarnya dalam pembukaan Pameran Industri Kosmetik dan Obat Tradisional di Jakarta, Rabu (3/7/2019).

Dengan branding yang baik diharapkan produk kosmetik dan obat tradisional dapat sukses di pasar global, seperti produk-produk wellness negara lain. Dalam upaya pendalaman industri kosmetik dan obat tradisional, Airlangga menuturkan pihaknya mendorong lebih ke arah herbal karena permintaan pasar banyak yang menginginkan ekstrak dengan tropical flavor untuk industri parfum hingga rokok elektrik.

Berdasarkan catatan Kemenperin, ekspor produk kosmetik selama 2018 senilai US$556,36 juta, naik dibandingkan tahun sebelumnya yang senilai US$516,88 juta. Walaupun mengalami peningkatan ekspor, di sisi impor juga mengalami kenaikan dari US$631,66 juta menjadi US$850,15 juta sepanjang tahun lalu. Oleh karena itu, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan daya saing.

“Selain pengembangan industri hulu, pemerintah juga memfasilitasi untuk pameran dan promosi di dalam maupun luar negeri untuk brand-brand yang unggul,” kata Airlangga.

Dari sisi pertumbuhan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang kuartal I/2019 industri farmasi, produk obat kimia, dan obat tradisional tumbuh sebesar 8,12% secara tahunan dengan nilai PDB sebesar Rp21,9 triliun. Segmen kosmetik, perawatan kulit, dan personal care diproyeksikan tumbuh pada angka 9% untuk tahun ini. Pada 2018, nilai pasar segmen ini mencapai Rp50 triliun.

Airlangga optimistis potensi industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional di Indonesia akan terus tumbuh dan berkembang. Hal ini seiring bertambahnya jumlah penduduk terutama dengan bonus demografi dan peningkatan daya beli masyarakat.

“Sektor industri ini menjadi andalan, karena pertumbuhannya mampu melampaui pertumbuhan ekonomi. Apalagi produknya lagi diminati di pasar global. Indonesia punya potensi karena bahan bakunya banyak serta tumbuhnya masyarakat kelas menengah,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper