Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Berpeluang Turunkan Suku Bunga

Bank Indonesia (BI) membuka ruang kebijakan moneter yang akomodatif sejalan dengan rendahnya inflasi dan upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik. Dengan demikian, bank sentral secara eksplisit bisa memangkas suku bunga acuan ke depannya.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur di kantor Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (16/5/2019)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur di kantor Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (16/5/2019)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) membuka ruang kebijakan moneter yang akomodatif sejalan dengan rendahnya inflasi dan upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik. Dengan demikian, bank sentral secara eksplisit bisa memangkas suku bunga acuan ke depannya.

Gubernur BI Perry Warjiyo meng­ung­kap­kan, arah kebijakan akomodatif tersebut akan diambil dengan memperhatikan sejumlah perkembangan, di antaranya kondisi pasar keuangan global dan stabilitas eksternal perekonomian domestik.

“BI akan terus mencermati kondisi pa­sar keuangan global dan stabilitas eks­ternal perekonomian Indonesia, dalam mem­pertimbangkan terbukanya ruang kebijakan moneter yang akomodatif sejalan dengan rendahnya inflasi dan perlunya men­dorong ekonomi dalam negeri,” ujar Perry, Selasa (11/06/2019).

Sejalan dengan itu, BI juga masih terus menjalankan kebijakan makro prudensial yang akomodatif melalui berbagai instrumen, termasuk financing to funding ratio (FFR).

"Kami juga akan terus mendorong pendalaman pasar keuangan untuk mendukung pembiayaan ekonomi.”

Kepala Ekonom PT Bahana Sekuritas Putera Satria Sambijantoro berpendapat bahwa saat ini adalah waktu yang tepat bagi BI untuk memangkas suku bunga.

Pasalnya, rating kredit Indonesia dari S&P meningkat, sinyal penurunan suku bunga oleh Amerika Serikat (AS), pelemahan dolar AS, penurunan imbal hasil surat utang AS, penurunan harga minyak, dan pemotongan suku bunga yang sudah dilakukan oleh sejumlah bank sentral di Asia.

“Kami ragu jika faktor-faktor ini akan kembali terjadi pada waktu bersamaan lagi tahun ini, sehingga bulan ini [Juni] adalah waktu yang tepat bagi bank sentral untuk memotong suku bunga dari level 6%,” ujar Satria.

Di sisi lain, Satria menilai pemotongan suku bunga oleh BI akan tergantung pada momentum sehingga pergerakan nilai tukar rupiah tetap stabil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Tegar Arief

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper