Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengkaji penyediaan sarana prasarana dan ongkos angkut B20 agar semakin efektif. Salah satu yang menjadi sorotan ialah tangki minyak Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang menganggur atau idle untuk menyimpan Fatty Acid Methyl Esther (FAME).
"Salah satu perhatian pemerintah adalah ketersediaan sarana prasarana di titik-titik pencampuran B20 yang masih belum optimal, juga ongkos angkut FAME menuju beberapa titik pencampuran yang masih cukup tinggi," ujar Kepala Badan Litbang Kementerian ESDM Dadan Kusdiana dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (20/1/2019).
Dadan menjelaskan bahwa Refinery Unit (RU) V Balikpapan milik PT Pertamina (Persero) misalnya, telah menggunakan metode ship to ship (STS) untuk menekan ongkos angkut FAME. Namun, hasil evaluasi penggunaan STS masih menunjukkan biaya operasional yang relatif tinggi.
"Solusi yang diperkirakan dapat menekan biaya operasional STS, salah satunya dengan memanfaatkan tangki-tangki minyak Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang idle dan terjangkau jaraknya dengan RU V Balikpapan," katanya.
Untuk mengetahui potensi tangki-tangki milik KKKS yang bisa dimanfaatkan untuk penyimpanan FAME, Pulitbangtek Minyak dan Gas Bumi (PPPTMGB LEMIGAS) Badan Litbang ESDM telah melakukanFocus Group Discussion (FGD) Kajian Kelayakan Investasi Tanki FAME, Sarana Prasarana, Pipa dan Pencampuran di 10 Titik Pencampuran.
LEMIGAS memperkirakan terdapat delapan KKKS yang tangkinya berpotensi untuk penyimpanan FAME bagi Titik Serah RU V Balikpapanyang akan dikaji lebih lanjut.
Pemerintah tengah memasifkan konversi minyak solar konvensional (B0) yang berasal dari minyak bumi, menjadi biosolar, yang dicampur dengan FAME sebesar 20 persen (B20).
Dalam perencanaan jangka panjang, campuran solar konvensional dengan Biodiesel FAME berbahan baku minyak sawit (crude palm oil/CPO) akan dilakukan kajian potensi kemungkinan menjadi B100.
Pemerintah mempercepat pengembangan biodiesel 100% atau B100 dari minyak sawit mentah untuk mengurangi impor BBM. Langkah tersebut dipandang sebagai sebuah strategi dalam rangka mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.