Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Isu Tenaga Kerja Kebun Sawit Kurang Perhatian

Ada enam tuduhan yang kerap dialamatkan yaitu status ketenagakerjaan, dialog sosial antara perusahaan dengan pekerja, keselamatan dan kesehatan kerja, mempekerjakan anak, upah yang minim dan lemahnya pengawasan pemerintah.

Bisnis.com, JAKARTA - Isu ketenagakerjaan di sektor perkebunan kelapa sawit belum mendapat perhatian khusus. Padahal kerap diserang dan berpengaruh besar pada operasional perusahaan.

Sumarjono Saragih, Ketua Bidang Ketenagakerjaan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit mengatakan sejak 2016 industri kerap kali mendapatkan tuduhan negatif atas para tenaga kerjanya.

Dia mengindikasikan ada enam tuduhan yang kerap dialamatkan yaitu status ketenagakerjaan, dialog sosial antara perusahaan dengan pekerja, keselamatan dan kesehatan kerja, mempekerjakan anak, upah yang minim dan lemahnya pengawasan pemerintah.

"Diserang dengan isu lingkungan saja sudah kita sudah kewalahan. Ditambah lagi isu anak dan pekerja. Kalau ini terus dipersoalkan tidak terbayang dampaknya," katanya dalam diskusi Membedah Peranan dan Kepatuhan Industri Sawit di Sektor Tenaga Kerja pada Selasa (23/4/2019).

Namun, Sumarjono menyayangkan sikap pemerintah yang kerap apatis terhadap tuduhan negatif ketenagakerjaan dalam industri andalan nasional tersebut. Menurutnya seringkali pemerintah mengabaikan isu krusial ini.

Dia menyebutkan isu tenaga kerja tidak akan selesai dengan sendirinya dan itu akan menjadi senjata lain untuk menyerang minyak sawit oleh pihak asing.

"Pemerintah belum melihat tenaga kerja sebagai sesuatu yang diperhatikan serius. Hal itu terlihat pada saat moratorium tidak melibatkan Kementerian Tenaga Kerja dan fokus pada evaluasi perijinan dan peningkatan produktivitas," katanya.

Sementara dari sisi bisnis, lanjutnya, kalau isu negatif tidak bisa diselesaikan akan membuat iklim investasi ikut meredup. Sementara pada saat yang bersamaan upah kerja terus meningkat 8 persen per tahun.

Dengan begitu, Sumardjono menyimpulkan industri sawit tengah dalam bahaya. Pasalnya biaya operasional untuk upah pekerja terus naik, tapi harga sawit fluktuatif dan produktivitas kebun cenderung stagnan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper